6. Menghabiskan Waktu Bersama

173 39 3
                                    

Selamat Membaca!

Terima kasih banyak.

*

*

*

*

****

"Permisi, apakah kau tau Junkyu ada dimana?" tanya Lia kepada seorang pelayan perempuan.

"Tadi aku melihat Tuan Junkyu memasuki ruang perpustakaan," jawab pelayan itu.

"Begitu ya. Dimana letak perpustakaannya?" tanya Lia.

"Mari saya tunjukkan, Nona," ujar pelayan itu lalu dia memimpin jalan menuju perpustakaan. Lia segera berjalan mengikuti.

"Itu dia ruang perpustakaannya, Nona!" ujar si pelayan sambil menunjuk ke arah pintu besar yang terbuat dari kayu ek.

"Begitu ya. Terima kasih banyak atas bantuanmu," ucap Lia dengan senyum manis.

"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu," kata pelayan itu lalu dia berlalu pergi.

Lia memasuki ruang perpustakaan, dia menemukan Junkyu yang tengah duduk di kursi sambil membaca buku yang lumayan tebal. Di depan laki-laki itu ada beberapa tumpuk buku tebal yang diletakan di atas meja.

Lia berjalan mendekati Junkyu. Tampaknya Junkyu sangat fokus membaca sampai-sampai tidak menyadari kehadiran Lia.

"Junkyu!" panggil Lia dengan suara yang lumayan keras.

Junkyu terperanjat kaget, dia lalu memandang ke arah Lia dengan kedua mata melebar.

"Lia!" seru Junkyu.

Lia tersenyum, dia duduk di depan Junkyu. "Kau sedang apa?"

"Memangnya matamu tidak melihat aku sedang apa?" tanya Junkyu sinis. Dia membenarkan kacamatanya yang sedikit miring.

Lia mengerucutkan bibir kesal. "Iya aku tau itu, tapi maksudku kau sedang membaca apa?"

"Buku tentang bisnis," jawab Junkyu.

"Waah... Junkyu, kau rajin juga rupanya," puji Lia.

Junkyu tersenyum. "Memang," ujarnya bangga.

Lia mangut-mangut. "Perpustakaan di mansionmu besar juga. Bolehkah aku melihat-lihat?"

"Tentu saja," jawab Junkyu.

Lia tersenyum sumringah. Dia berdiri lalu berjalan mengitari rak-rak buku yang menjulang tinggi. Dengan penuh semangat Lia mencari-cari buku yang dirasa cocok untuk dia baca.

Setelah sekian lama mencari, Lia melihat sebuah buku tentang penyihir yang sepertinya ditulis oleh manusia biasa. Lia segera mengambil buku itu lalu membawanya ke tempat Junkyu berada.

"Junkyu-Junkyu! Lihatlah, ini buku tentang penyihir yang ditulis oleh manusia biasa. Apakah kau pernah membacanya?" tanya Lia.

Junkyu menggeleng. "Aku belum pernah membacanya. Sepertinya itu buku cerita anak-anak."

"Memang. Ya sudah, aku akan mulai membacanya," ucap Lia antusias.

Lia mulai membaca buku itu, baru membaca lima lembar, dia sudah mendengus kesal.

"Apa-apaan ini? Bisa-bisanya kaum manusia menggambarkan penyihir sebagai seorang manusia berhidung besar dan bengkok?" kesal Lia. "Junkyu, apa hidungku ini besar dan bengkok? Apa aku terlihat jelek?" tanya Lia.

Love Curse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang