Selamat Membaca!
*
*
*
*
* * * *
"Dimana Lia?" tanya Irene saat semua orang kecuali Lia duduk di meja makan untuk makan malam.
"Dia sedang tidak enak badan, jadi dia memilih untuk beristirahat saja di kamarnya," jawab Karina.
"Oooh... begitu. Baiklah, nanti aku akan mengantarkan bubur untuknya," ucap Irene dengan senyum hangat.
"Terima kasih, Bibi Irene," ujar Karina.
"Sama-sama. Ya sudah, ayo kita mulai makan malamnya!"
Semua orang mulai memakan makanan di piring mereka masing-masing. Mereka makan dengan lahap, kecuali Junkyu yang terlihat tidak begitu berselera dengan makanannya.
Junkyu tengah memikirkan Lia... dan Minju. Sejak tadi dia tengah berpikir keras, tentang bagaimana cara menyelamatkan nyawa Lia tanpa harus menikahi gadis itu.
Tidak terasa, makan malam akhirnya selesai. Setelah mengucapkan selamat malam, semua orang berdiri lalu meninggalkan meja makan.
Jika semua orang pergi ke kamar mereka, maka tidak dengan Junkyu, dia bergegas mengejar Irene yang tengah berjalan menuju dapur. Hal itu membuat Irene mengerutkan kening.
"Ada apa, sayang?" tanya Irene.
"Ibu! Bolehkah aku saja yang mengantarkan bubur untuk Lia?"
Irene tersenyum. "Tentu saja boleh. Tunggu sebentar, Ibu buat buburnya dulu."
"Iya"
Irene lalu membuatkan bubur untuk Lia. Tidak membutuhkan waktu lama, bubur akhirnya matang. Irene menyerahkan nampan yang berisi mangkuk yang sudah diisi dengan bubur kepada Junkyu.
"Oh... jangan lupa bawa susu untuk Lia," ujar Irene, dia meletakkan segelas susu ke atas nampan.
"Terima kasih, Ibu."
"Sama-sama, sayang. Ibu berharap setelah bertemu denganmu, Lia akan merasa baikan."
Junkyu hanya tersenyum tipis untuk menanggapi. Kemudian dia pergi menuju kamar Lia.
Tok Tok Tok!
"Siapa?" terdengar suara parau Lia dari dalam kamar.
Junkyu berdehem. "Aku Junkyu. Bolehkah aku masuk?"
Hening selama beberapa saat, entah apa yang dilakukan Lia sehingga tidak menjawab.
"Silahkan," akhirnya gadis itu bersuara.
Junkyu membuka pintu, dia mendapati Lia tengah duduk bersandar pada sandaran ranjang. Wajah gadis itu tampak pucat pasi, menimbulkan rasa cemas pada diri Junkyu.
Junkyu berjalan mendekati Lia. "Aku membawakan bubur untukmu."
"Oh... terima kasih," ucap Lia kaku.
Gadis itu tidak memandang Junkyu, melainkan menatap ke bawah. Dapat Junkyu simpulkan, bahwa Lia masih marah padanya.
Junkyu meletakkan nampan ke atas nakas, lalu dia mendudukan diri di pinggir ranjang. Lia segera membuang muka ke arah lain, berusaha agar tidak bersitatap dengan Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Curse
Hayran KurguKisah penyihir Junkyu dan Lia yang harus melewati lika-liku yang amat sulit. Perjuangkan Lia untuk hidup dan cintanya. Serta kebimbangan Junkyu dengan dua perempuan yang berharga baginya.