12. Kelabu

156 33 2
                                    

Selamat Membaca!

*

*

*

*

* * * *
30 menit yang lalu!

"Kau menciumnya?"

Junkyu lebih memilih untuk melihat benda-benda antik koleksi Suho yang dipajang di lemari ruang kerja Suho daripada menjawab pertanyaan Suho.

"Terima kasih telah melakukannya," ucap Suho tulus, tanpa Junkyu menjawab pun dia tetap tahu jawabannya. "Tapi... itu tidak akan bertahan lama, Lia pada akhirnya akan sakit kembali. Kurang lebih seminggu lagi."

Junkyu menatap Suho dengan mata melebar. Itu berarti dia dan Lia harus berciuman seminggu sekali? Tidak tidak, ciuman kemarin saja sudah cukup menyiksanya dalam perasaan bersalah kepada Minju. Jika seperti ini, Junkyu harus mengambil langkah besar bukan.

"Ayah, aku menemukan satu cara untuk masalah ini."

Suho mengangkat alis. "Cara? Mustahil."

"Aku akan menikahi Lia, setelah itu menikahi Minju."

BRAK!

Suho menggebrak meja dengan amat keras, wajahnya mengeras dan matanya menyala-nyala penuh amarah.

"Apa-apaan perkataanmu tadi? APA KAU INGIN MENGHINA KAUM PENYIHIR?" teriak Suho.

Teriakan Suho terdengar amat keras sehingga dapat didengar oleh orang-orang di luar. Tidak lama kemudian, pintu menjeblak terbuka dan Irene masuk dengan ekspresi bingung dan khawatir.

"Ada apa ini?" tanya Irene.

"Putramu sudah kelewatan, Irene. Selama ini aku sudah cukup sabar kepadanya dan dia malah semakin tidak tau diri," seru Suho, nafasnya memburu.

Junkyu berdiri kaku di tempatnya, terkejut dengan tindakan Suho. Untuk pertama kalinya, Junkyu melihat Suho semarah ini dan itu benar-benar mengerikan. Saat Suho marah kemarin saja masih kalah jauh seramnya.

"Tapi, Ayah! Bukankah itu lebih baik daripada aku tidak menikahi Lia. Setidaknya Lia tidak akan tiada dan aku tidak perlu memutuskan hubungan dengan Minju."

"BAJINGAN!" raung Suho, mendorong meja hingga terguling.

Irene memekik ketakutan. Beberapa pelayan yang memang kebetulan lewat langsung menghentikan langkahnya dan melongokan kepala mereka ke ruang kerja Suho.

"Sudah cukup. Aku tidak akan bersikap lunak lagi." Suho berjalan mendekati Junkyu, menarik kerahnya lalu menyeretnya menuju kamar Junkyu.

"Suho, kumohon tenanglah! Dinginkan kepalamu!" seru Irene sambil berlari mengejar.

"Tidak, Irene! Aku tidak bisa, aku sudah cukup menahan diri."

Mereka sampai di kamar Junkyu. Suho mendorong Junkyu dengan kasar masuk ke dalam kamar Junkyu.

"Kau akan aku kurung sampai kau bisa berpikir jernih." Suho menutup pintu kamar lalu menguncinya. "Semuanya! Jangan beri Junkyu makan sampai aku sendiri yang memberinya!" teriak Suho kepada para pelayan yang lewat.

"Baik, Tuan!"

"Suho, jangan lakukan ini! Kasihanilah Junkyu!" seru Irene.

"Jangan kasihani dia setelah apa yang telah dia lakukan kepada Lia selama ini. Dia bertindak seenaknya tanpa memikirkan hidup Lia, dia hanya mementingkan dirinya sendiri," teriak Suho, air matanya keluar tanpa dapat dia tahan.

Love Curse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang