Selamat Membaca!
*
*
*
*
****
Junkyu tidak mengerti dengan nasibnya. Di saat penyihir lain dapat dengan mudah menemukan pasangan mereka, kenapa hanya Junkyu yang tidak bisa?
Sejak Junkyu masih remaja, dia sudah mencari kesana kemari pasangannya namun tidak kunjung ketemu. Kalau kata Jihoon mungkin saja pasangan Junkyu berasal dari luar negeri, tapi Junkyu tidak menemukan pasangannya saat dia mencarinya di komunitas penyihir dari berbagai negara. Mengumpulkan penyihir bukanlah hal yang sulit, jumlah mereka bisa dibilang sedikit, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan manusia biasa.
"Gua harus gimana, Hoon? Umur gua bentar lagi 21 tahun," ucap Junkyu.
Jihoon menepuk-nepuk pundak Junkyu untuk memberi semangat. "Sabar ya, Jun! Mungkin emang takdir lo buat mati muda."
"Anjing lo!" semprot Junkyu membuat Jihoon tergelak.
Junkyu menatap taman kampus dengan wajah merana, di antara semua teman-teman sebayanya, hanya Junkyu yang belum menikah. Setahun yang lalu Yoshi dan Karina menikah, setengah tahun kemudian Jeno dan Yeji menikah dan sekitar dua bulan kemudian Jihoon dan Chaeyeon menikah, lah Junkyu kapan?
"Wahai Junkyu, sudahi galaumu! Mari makan Indomie bersamaku, sore-sore begini enaknya makan yang anget-anget," ucap Jihoon.
"Tumben lo ngajak gua makan mie? Biasanya kan sama Chaeyeon."
"Terpaksa, Chaeyeon ada kelas sore soalnya. Ogah nunggu gua, udah keburu laper. Ya udah yuk ke minimarket depan!"
"Oke," ucap Junkyu pada akhirnya.
Di depan kampus mereka memang ada minimarket. Junkyu, Yoshi, Jeno dan Jihoon sering nongkrong di sana.
Junkyu dan Jihoon masuk ke dalam minimarket, menyeduh Indomie kemasan cup dan kopi instan, lalu setelah itu mereka pergi ke kasir untuk membayar.
Saat memandang wajah sang kasir, ada desiran aneh yang Junkyu rasakan pada dirinya. Nafasnya tertahan, matanya memandang tanpa berkedip ke arah kasir perempuan itu.
"Totalnya dua puluh ribu," ucap sang kasir sambil tersenyum manis.
Junkyu terpesona dengan senyum itu, hatinya terasa hangat dan... sakit? Ada perasaan aneh yang membuncah, perasaan rindu. Ini aneh, Junkyu tidak pernah bertemu dengan perempuan di hadapannya ini, namun perempuan itu rasanya tidak asing.
Fokus Junkyu buyar saat Jihoon menyenggol bahunya.
"Lo kenapa ngelamun sih, Jun? Iya tau mbak kasirnya cantik, tapi gak usah lo liatin kaya gitu juga kali," bisik Jihoon. "Ini gua yang bayar atau lo?"
"Gu-gua aja." Junkyu segera mengambil uang pas dari saku kemejanya lalu menyerahkannya kepada sang kasir. Junkyu melirik ID Card sang kasir. "Lia..."
"Eh?" ucap sang kasir dengan raut terkejut, dia lalu memandang ke arah ID Card nya. "Kenapa, Mas?" tanyanya.
Junkyu menggeleng lalu tersenyum. "Namanya bagus," bohongnya.
"Oooh... makasih, Mas!" ucap Lia lalu terkekeh.
Junkyu menatap tanpa berkedip wajah Lia, membuat Lia terlihat tidak nyaman. Tanpa berkata-kata Jihoon segera menyeret Junkyu keluar dari minimarket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Curse
FanfictionKisah penyihir Junkyu dan Lia yang harus melewati lika-liku yang amat sulit. Perjuangkan Lia untuk hidup dan cintanya. Serta kebimbangan Junkyu dengan dua perempuan yang berharga baginya.