Namanya Raya dan Nathan

681 67 5
                                    

Namanya, Alyssa Rayana Dewi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya, Alyssa Rayana Dewi. Masih menggulung dirinya dengan selimut, padahal waktu menunjukkan pukul 05:49, pantas saja belum bangun, karena Raya menghabiskan malamnya untuk maraton Drakor sampai jam 2 pagi, apalagi sekarang hari Senin Raya jadi lebih malas untuk bangun pagi, karena hari ini juga upacara bendera.

Mama memasuki kamarnya dengan menghela nafas, baiklah sebelumnya mereka sudah membuat perjanjian agar Raya tidak mengunci kamarnya.

"Ray bangun gih udah siang, kamu gak sekolah apa?" Raya itu bandel, keras kepala, galak abis, dan kalau di suruh sekarang, dua windu kemudian baru ia lakukan, dengan dua kalimat kesayangan yang paling di benci Mama, yaitu: "bentar ma," demi apapun, sesabar sabarnya Rosa dia sangat ingin menenggelamkan anaknya itu jika dua kalimat itu keluar dari mulut Raya.

"Bentar ma, 5 menit lagi ma, Raya masih ngantuk." nah kan! sudah bilang seperti itu masih juga bandel dan kembali menenggelamkan wajahnya kedalam selimut, "udah jam tujuh kamu masih bilang lima menit, Ray?!"

Raya membuka matanya lebar-lebar dan berlari menuju kamar mandi, Mamanya justru tersenyum melihat tingkah anaknya, jujur itu tadi cuma monolognya agar Raya cepat bangun.

-

"AKU UDAH MUAK SAMA KAMU, JEN, AKU MAU KITA CERAI SEKARANG JUGA!"

"MAU CERAI? OKE FINE, DAN AKU YANG BAWA RAYA."

"DASAR BAJINGAN! BISA BISANYA SETELAH KAMU SELINGKUH KAMU MASIH MAU MEREBUT ANAK AKU!?"

"Aah apaan, sih, Ray, kenapa gue jadi kepikiran soal itu lagi, stop, Raya, stop!" Dia bicara sendiri di kamar mandi, Buru buru dia keluar kamar mandi dan memakai seragam, kemudian melirik jam dinding di kamarnya,
"baru jam enam ihh mama boongin gue."

"Mamaaa~" Suara nyaring Raya dari arah tangga, Rosa tau apa yang akan dikatakan bocah tengil itu, alih alih memanggang roti dan membuat susu rosa tersenyum melihat Raya "Mama ih masa aku di bohongin."

"Kalo ga di gituin kamu ga bakal bangun."
Kata Rosa sambil membawa susu dan roti bakar ke meja makan, "iya juga, sih, Ma."
"Hm, yaudah cepetan makanya nanti telat."
Raya ngangguk dan memakan rotinya perlahan, kemudian meminum susu putih yang tinggal setengah, dan siap untuk berangkat sekolah. "ayo, Ma." ajaknya kepada Mama yang sedang nyucuci piring, Sebenarnya Raya ini bisa naik motor, motornya juga tersedia di garasi, hanya saja Mama itu khawatir banget kalau Sampai ada apa apa dengan Anaknya, meskipun Raya udah gede tapi kan tetap saja, tapi bukan Raya kalau nggak batu, dia sering banget naik motornya Sena atau gak yaya, tentunya tanpa sepengetahuan Rosa.

"Hati hati ya, Ray, jangan nakal." peringat Mama dari dalam mobil "aku bukan anak TK, loh, Ma, mana pernah laku masuk ruang BK?" katanya terkekeh, "Engga sih, Yaudalah masuk, gih, nanti telat."

"Iya, aku masuk ya, Ma."

"Nanti kalo mama gabisa jemput, kamu bareng Yaya, ya," Rosa masih memperhatikan Raya, sampai punggung kecil nya menghilang ditelan jarak, "bahagia terus ya, Nak." kemudian ia tersenyum tipis dan melajukan mobilnya dari pelataran sekolah.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang