Raya menatap roti dan susu strawbery di atas nakas UKS, "selain temen temen gue siapa yang tau kalo gue suka sama susu strawberry?" Gumam nya pelan. upacara di luar masih berlanjut sedangkan Raya baru saja sadar dari pingsannya, hal terakhir Raya lihat sebelum pingsan adalah Nathan, Raya beranggapan bahwa Nathan lah yang membawanya ke ruang UKS, bagaimanapun Raya harus meminta maaf dan berterimakasih.
Terdengar suara Sena dan Yaya dari luar UKS. sejauh ini yang sakit dan harus dibawa ke UKS hanyalah dirinya, jadi mau seramai mereka, ya terserah. "Loh? Udah sadar?"
Raya menengok ke arah Sena dan Yaya berada. Anak itu mengangguk pelan. "Gue mau ke kelas." kemudian Raya beranjak, berusaha untuk duduk. "Eh! lo masih sakit, nggak, nggak, baring aja!" tolak Yaya mentah mentah. "Gue nggak apa ala, kok, lagian.. udah ada yang ngasih gue sarapan." Pandangannya beralih ke roti dan susu strawbery di atas nakas."Dari siapa, tuh? Haidan?" Mendengar nama Haidan, entah mengapa Raya sama sekali tidak setuju dengan perumpamaan Sena, "Bukan, gue juga nggak tahu dari siapa." Lalu kening Sena dan Yaya mengerut kemudian saling bertatapan "Nathan!" kata mereka bersamaan.
"Apa??" tiba tiba saja dan entah ini kebetulan atau apa Nathan masuk dengan perasaan bingung.
Terhitung masih jam tujuh malam, Raya berjalan santai menuju Indomaret di dekat kompleknya, di suruh beli tepung. Atau mungkin dia yang memaksa untuk membeli tepung itu, pasalnya Rosa masih khawatir dengan keadaan anak itu, setelah di kabarkan bahwa Raya sakit karena tidak sarapan, terlebih Raya harus upacara bendera, Raya pun di antar pulang lebih dulu.
Ada kabar dari Harsa kalau ternyata Nathan uring uringan seharian, karena Raya pulang tanpa sepengetahuannya, meskipun tidak menunjukkan bahwa Nathan terlihat kesal, namun Dika dan entek enteknya itu tahu bahwa Nathan sedang kesal, karena anak itu pasti akan menunjukkan wajah yang lebih datar dari biasanya (cara Nathan mengungkapkan rasa kesalnya).
Raya hanya tertawa membayangkan wajah kesal Nathan. "Baru Nemu gue cowo freak kayak dia hahahah." Anak itu terkekeh pelan, lalu sampailah dia di depan Indomaret itu, dan tanpa sepengetahuannya Nathan memperhatikan Raya dari ujung jalan.
15 menit kemudian Raya keluar dari pintu Indomaret, Nathan segera berancang ancang untuk melajukan motornya secepat mungkin.
Ngik--- srek!
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionDua kepribadian yang berbeda dengan takdir yang sama, kehilangan. "Karena dalam hidup gue. Cukup gue kehilangan satu kali, yaitu bunda. Gue gaakan sanggup kehilangan lagi setelah bunda, terutama lo." Hening setelah itu. Nathan membawa pandangannya m...