"Loh baju siapa, Ray?" sore ini setelah pulang sekolah, Raya mencuci seragam Nathan tadi siang, yang tentu saja ja mengundang ketertarikan bagi Mama, pasalnya Raya ini paliiing males kalau disuruh nyuci baju.
"Seragam temen, Ma, gak sengaja ketumpahan kopi."
pikirnya sekarang, mungkin Raya sudah dewasa, dan bisa lebih bertanggung jawab, "ohh yaudah, mama mau cek butik bentaran, tapi mama belom masak kamu gofood aja, ya?"
Raya yang masih fokus dengan mesin cuci, lalu mendengarnya Raya menatap Mama. "oke, mana duitnya?"
"OVO kamu emang udah abis? tiga hari yang lalu baru di isi loh, Ray." kata mamanya sambil mengeluarkan uang merah dua lembar.
"Kalo ada mama ngapain pake OVO, hehe." cengirnya.
"Kisa aja kamu, dah ya mama berangkat, kamu ati ati dirumah."
"iyaa Mamakuu, makasihhh"
Sampai akhirnya Rosa membalas hanya dengan senyuman lalu pergi. Raya yang sudah tidak mendengarkan suara mobil Mama, artinya Mamanya udah menjauh dari area rumah mereka, Raya melamun di pinggir mesin cuci sambil bergumam,"besok gue beliin kopi deh buat Nathan Nathan itu, seorang Rayana harus tau diri." gumamnya sendiri
Ting!
Lamunan Raya seketika tersadar, ketika handphone yang berada di saku celana nya
unknown number
+62-xx: Sv
+62-xx: Gue Nathan"Lahh dapet dari mana nih anak nomer gue?"
Ya :you
Sb :you
Read
Sedangkan di sebrang sana, seorang laki-laki menggerutu tidak suka dengan balasan Raya yang menurutnya sangat singkat. "Responnya jelek banget." Nathan bergumam tidak jelas."Siapa yang jelek?" Tanya Jefan, sedangkan harsa diam diam melirik ke hpnya nathan, dan mengerutkan keningnya, sejak kapan ia mengirim nomor WhatsApp Raya kepada Nathan?
Nah, jadi Nathan ini kepencet ke roomchat nya dia sama Harsa "lah sejak kapan gue ngasih nomernya Raya ke elo?" Nathan tersentak buru-buru menutup handphone nya
"Ha-hah?" Nathan pura pura tidak tau, padahal jelas jelas di roomchat nya dengan Harsa menunjukkan kalau harsa memberikan nomer Raya "gausah hah heh hah hehㅡoOHH gue tauuu. nih tadi lo minjem hp gue jadi buat nyari nomernya Raya?" Harsa mengintimidasi, sedangkan Nathan berusaha agar tidak sepanik mungkin,
"Sejak kapan lo mau nyimpen kontak cewe?"
Tanya Jefan"Sejak kapan lo Deket sama Raya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionDua kepribadian yang berbeda dengan takdir yang sama, kehilangan. "Karena dalam hidup gue. Cukup gue kehilangan satu kali, yaitu bunda. Gue gaakan sanggup kehilangan lagi setelah bunda, terutama lo." Hening setelah itu. Nathan membawa pandangannya m...