Mencoba dulu, tidak salah kan?

98 19 0
                                    

Setelah kejadian suara Jeff kemarin malam, Raya menjadi terus menerus memikirkannya, apa benar ia hanya salah dengar? tapi ia tidak mungkin lupa dengan suara Jeff setelah dua jam sebelumnya ia bertemu, dengan suara ragu Raya memanggil mamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian suara Jeff kemarin malam, Raya menjadi terus menerus memikirkannya, apa benar ia hanya salah dengar? tapi ia tidak mungkin lupa dengan suara Jeff setelah dua jam sebelumnya ia bertemu, dengan suara ragu Raya memanggil mamanya. "Ma.." Rosa berdehem sebentar, "Hem? kenapa?" jujur saja sebenarnya Raya ragu untuk menanyakan ini, tapi jika mungkin kemiripan wajah Nathan dan Jeff, juga suara itu hanya menurut Raya, mungkin memang Raya yang salah dengar, "eumm.. menurut mama, Om Jeff sama Nathan itu mirip gak?"

setelahnya Rosa turut berfikir, dan beberapa detik kemudian ia menjawab, "iya sih.. agak mirip. emang kenapa? Nathan kenal Om Jeff?"
Raya menggeleng cepat, "enggak ma, tau aja enggak gimana mau kenal."

"Ooh, yaudah gausa dipikirin, mungkin emang mirip. kamu gak berangkat? ini udah telat." Raya reflek melirik jam tangannya, "Oiya ma! ya ampun Raya berangkat dulu ya!"

"kabarin kalo udah sampe sekolah Ray!" setelahnya Raya hanya mengangkat jempolnya, mengiyakan pernyataan mamanya, dan menghilang di balik pintu.

Ting!

Rosa baru saja akan membereskan bekas sarapan di meja, tapi atensinya teralihkan pada hp miliknya, dalam pop up tersebut menampakkan chat dari Jeff.

Jeff: Udah berangkat?
Jeff: kalau belum ayo aku jemput.

senyumnya merekah, dengan perasaan senang ia membalas pesan itu

belum, tapi gak usah deh :you
ngerepotin banget :you

Jeff: aku gak nawarin, aku nyuruh.
Jeff: udah ya, aku otw.

ih, yaudah hati hati. :you
read

kemudian Arah mata Rosa tertuju pada bingkai foto antara Rosa dan Raya yang tengah berpelukan, "kalau aku mencoba buat buka hati lagi, gakpapa kan?" mungkin ia pikir bisa, setelah ia lihat Jeff juga pria baik baik, tidak ada salahnya kan?

-

"Yah, kunci mobil Nathan dimana ya?" pagi ini Nathan di ributkan dengan kunci mobilnya yang hilang, mungkin bukan hilang tapi terselip entah dimana, karena Nathan memang jarang menggunakan mobil. "kayaknya ada di kamar ayah, lagian tumben pake mobil?" setelah memasang kaos kaki dan sepatunya ia berdiri menjulang di depan Nathan, "gak papa pengen aja."

"kayaknya mobil kamu berdebu banget Nath, pake motor aja lah, ini udah jam setengah tujuh nanti telat kalo harus bersihin dulu." kata Jeff yang sibuk merapikan rambut di kaca spion. kemudian Nathan menghela nafasnya, "yaudah deh, kalo gitu Nathan pamit dulu, assalamualaikum." setelah Salim ia melipir mendorong motornya untuk keluar dari dalam gerbang.

Jeff terkekeh melihat anaknya, akhir akhir ini Nathan lebih banyak menunjukkan ekspresi, tidak seperti dahulu, melihatnya saja Jeff sudah menjadi manusia paling bersalah di dunia, karena ia merasa gagal menjadi ayah yang baik, sesuai janjinya pada Almarhum sang istri. setelah sadar Jeff menggelengkan kepalanya kuat kuat, dan berganti dengan senyuman merekah, jika saja Mbok Inah-- Art sebelah rumah sedang lewat, mungkin ia akan di goda habis-habisan!

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang