"HAH?"
"Apesih, Yang? Bikin kaget aja." Sore ini, ketika Sena dan Harsa sedang kulineran di daerah Kampung Sabang, menikmati makanan wajib mereka ketika sedang bersama, bakmie.
Harsa terlonjak kaget saat Sena memekik terkejut. "Sumpah, Yang, lo harus tau!" Ia bahkan harus menggagalkan suapan pertama karena Harsa berani menjamin, berita yang akan dibawakan Sena itu hot. "Apa?"
"Raya sama Nathan jadian!" Tuhkan!
"Buset?! yang bener?" Pengunjung lain di samping mereka sempat menoleh dengan pekikan Harsa. "Diliatin orang, Yang! Ya Tuhan.." Sena menghela nafas saat Harsa menatapnya dengan meringis malu.
"Eh beneran?!"
"Lo pikir gue boong? Gue di chat sendiri sama Raya."
"Gue gak nyangka, mereka bisa jadian.." Makanan kebangsaan mereka di depan bahkan sudah tidak ada artinya lagi, keduanya hanya sibuk dengan pikiran tentang Raya dan Nathan. "Gue masih inget waktu Raya bilang dia gak bakal jadian sama Nathan, huuh! ujung-ujungnya juga jadian." Kata Sena, saat kata kata Raya yang menolak keras opini Sena dan Yaya beberapa bulan yang lalu tiba tiba saja terlintas, beberapa detik setelahnya Sena menyuapkan bakmie pertamanya.
"Tapi Raya emang ngasih pengaruh besar buat Nathan. Sejak ketemu sama Raya, dia lebih kelihatan hidup. Lo bahkan jadi saksi kehidupan Nathan waktu itu, persis kayak manusia es." Sena hanya mangut mangut, Sena tau itu. Sena juga saksi betapa tersiksanya Nathan saat itu, alasannya hanya satu, Nathan merindukan Bunda nya. Sangat rindu.
"Kita doain aja, semoga dengan hadirnya Raya, Nathan jadi lebih baik, iyakan?"
-
"Hallo? iya lagi duduk aja tadi habis cuci piring." di sebrang sana terkekeh. "hahah masa CEO Baskara's company cuci piring."
Jeff merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah. "emang engga boleh?""yabolehh, justru itu bagus." Jeff tersenyum malu, "iya kan suami idaman hehehe.."
"terserah mu aja deh." di saat yang bersamaan Nathan tiba tiba muncul dari arah ruang tamu dengan senyum mengambang, Jeff melihatnya hanya dengan pandangan bingung. "kenapa?" tanya nya tanpa suara. karena sumpah! momen Nathan tersenyum mungkin bisa dijadikan keajaiban dunia ke delapan, saking jarangnya. yah setidaknya sekarang tidak terlalu.
Nathan tidak menjawab, ia hanya kembali tersenyum, dan berlalu begitu saja. "hallo? Jeff.." namun saat ia akan menuju ke arah tangga, langkahnya terhenti. suara perempuan yang tengah telpon dengan ayahnya itu sangat mirip dengan Mama Raya, "mirip suara Tante Rosa, tapi masa sih?" selanjutnya ia menghiraukan, "mungkin cuma mirip." lalu setelahnya Nathan melepas penat hari ini dengan bahagia.
"sorry tadi ada anak aku."
"eh iya, aku belum pernah lihat anak kamu." Jeff sedikit berfikir, memang sejauh ini ia tidak pernah mempertemukan Nathan dan Rosa, Jeff hanya menunggu waktu yang tepat saja. "iya nanti kita jadwal buat ketemu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionDua kepribadian yang berbeda dengan takdir yang sama, kehilangan. "Karena dalam hidup gue. Cukup gue kehilangan satu kali, yaitu bunda. Gue gaakan sanggup kehilangan lagi setelah bunda, terutama lo." Hening setelah itu. Nathan membawa pandangannya m...