Dinner

100 19 1
                                    

Hari ini Raya bertekad bahwa akan memberitahukan semuanya kepada Nathan, Raya hanya berfikir, daripada berakhir pada dinner lebih baik ia akhiri dulu hubungan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Raya bertekad bahwa akan memberitahukan semuanya kepada Nathan, Raya hanya berfikir, daripada berakhir pada dinner lebih baik ia akhiri dulu hubungan mereka. Ya, Raya sudah memikirkan ini baik baik, dan secara matang.

Lebih baik Raya mengakhiri hubungannya dengan Nathan daripada berakhir dengan--- sudah! Raya tidak bisa membayangkan kecewanya Mama nanti.

Sekarang mereka berada di rooftop. Raya yang mengajaknya, entahlah Nathan juga sedikit bingung, saat jam istirahat berakhir tiba tiba Raya menjemput Nathan di kelasnya, tapi di tangga pun Raya tidak mengatakan apa apa, ia hanya bilang ingin ke rooftop, itu saja.

Lagi pula Raya ini sekretaris OSIS, bagaimana ia bisa membolos seperti ini?

Dan juga sebenarnya Nathan merasa sedikit aneh dengan Raya, iya... Raya menjadi pendiam, entahlah Nathan juga tidak tahu, sejak empat hari yang lalu setelah Nathan mencari Raya, pacarnya itu menjadi---

"Mama mau nikah lagi."

Nathan mengerjap. Berisik di kepalanya mendadak diam karena pernyataan Raya barusan.

"Bukannya lo seneng? Tante Rosa nikah lagi, sama calon papa yang sering lo ceritain--"

"Sama Ayah lo." lanjutnya.

Saat mengatakannya Raya benar-benar tidak menatapnya, anak itu menatap lurus kedepan, pandangannya kosong, tapi otaknya penuh dengan masalah.

"Ray, Ayah emang bilang mau nikah lagi, tapi bukan berarti itu Tante Rosa 'kan? Jakarta nggak sesempit itu 'kan?"

"Nyatanya iya, Nath. Gue bingung harus apa. gue nggak mungkin... lebih milih hubungan kita daripada Mama gue, gue tahu ini sakit banget, Nath, sakit... Banget... Tapi, sekali lagi sorry, gue cuma punya mama di dunia ini. Gue nggak bisa.. nggak bisa melanjutkan ini semua."

Sekarang Raya menatapnya, ia bisa merasakan aura ketakutan pacarnya.

"Tapi, tapi aku aja belum mastiin ini semua bener atau enggak, biar aku nanya Ayah dulu, Ray." Raya menggeleng cepat, ia tidak setuju dengan Nathan, ciri ciri yang Jeff kasih mengenai anaknya, juga Jeff yang menemui Nathan selepas pulang sekolah beberapa hari yang lalu, dan juga panggilan 'Ayah' yang Nathan lontarkan sudah cukup membuat Raya yakin, bahwa ini semua benar.

"enggak---lo nggak boleh bilang ke Om Jeff, maupun Mama gue, nanti aja biar mereka tau sendiri pas dinner." Ucap Raya.

Nathan menatap Raya semakin terkejut. "Jadi bener, Ray? dinner malem ini.. itu kita? Mama lo? Ayah gue??" Raya mengangguk lemah.

"Sekali lagi, Nath, kita sampai disini, ya? Maaf kalau selama ini gue kurang baik sama lo, maaf.. gue... gue nggak akan bisa nyakitin Om Jeff, apalagi Mama. Jangan sampai mereka batalin ini semua cuma karena kita."

"Tapi gue sayang sama lo, Ray, gue---"

"Gue juga, gue sayang sama lo, Nath. Tapi kita nggak bisa egois." sahut Raya cepat.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang