Hari ini adalah hari yang paling Raya benci, hari Senin. Iyaa.. nggak salah, sih, semua orang juga benci hari Senin, jam di nakas Raya menunjukkan pukul 06:29, sial dia telat.
Tanpa basa basi apapun, Raya bersiap siap untuk sekolah, "Raya, makan dulu!" Tak peduli Mama meneriaki Raya dari arah dapur, "aku sarapan di sekolah aja, Mah, berangkat, ya!" Suara motor Raya kian menjauh.
Tanpa mempedulikan apapun Raya membelah jalanan pagi ini, melewati apapun yang di lewatinya, akhh! kalau tahu begini seharusnya semalam dia tidak begadang hanya untuk menyelesaikan episode terakhir dari Drakor yang dia tonton, Raya menyesal. tapi semalam itu seru.
Masih untung keberuntungan memihak Raya, gerbang sekolah masih terbuka lebar dengan segelintir murid yang juga masih akan memasuki kawasan sekolah, Raya melajukan motornya kembali menuju parkiran, dilihatnya anak anak paskibra masih berlatih untuk upacara hari ini, "untung Tuhan masih baik sama gue."
Segera Raya melenggang menuju kelasnya, "gue gak sarapan lagi, nanti deh pas istirahat gue makan yang banyak." gumamnya lalu kembali menuju kelas.
Dilihatnya di kelas hanya terdapat Sena dan Yaya yang lain mungkin sudah bersiap di lapangan, "Tumben telat mbak OSIS? Ngambis belajar apa ngambis liat Drakor hahaha." Sena itu juara satu dalam meledek orang, gak salah kalau memang dia berpacaran dengan Harsa.
Harsa-Sena selalu cocok.
"Sialan lo berdua. Mending gue operasi ketertiban dapet liat cowok-cowok ganteng lagi. wakk!!" Raya mencoba menyangkal, sambil sibuk mencari topi abu-putih di tas nya.
"Bilang aja lo mau liat Nathan ahahah." kali ini Yaya yang berbicara, ngomong-ngomong soal Raya yang memang tidak mengetahui Nathan yang sebenarnya--dulu--karena dia selalu dapat operasi untuk anak IPA saja, pantas kan kalau dia tidak mengetahui Nathan.
"Terserah," Raya keluar dari kelasnya,di ekori oleh Yaya dan Sena, "RAY!" atensinya menoleh ketika Haidan memanggilnya, tapi kenapa kali ini di barisan anak IPS?
"Gue duluan." mendapatkan persetujuan dengan anggukan kepala Raya segera berlari menuju Haidan. "Menurut lo wajar gak kalo semisal mereka friendzone?" Yaya tampak berfikir dengan pertanyaan Sena. "Pantes! dari orok mereka bareng gimana gak friendzone."
Lalu hening setelahnya, hanya ada suara sepatu mereka yang masih melangkahkan menuju lapangan, dan suara bising dari murid murid yang berkumpul. "Tapi dari yang gue lihat, Haidan yang kelihatan lebih suka."
"Kok lo tau?" tanya Yaya lagi. "Dia ngebuang makanan yang dia beli dari kantin, cuma gara gara Haidan liat Nathan sama Raya berduaan ngasih makan kucing? gak tau diri. kayak gak bakal butuh makanan aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionDua kepribadian yang berbeda dengan takdir yang sama, kehilangan. "Karena dalam hidup gue. Cukup gue kehilangan satu kali, yaitu bunda. Gue gaakan sanggup kehilangan lagi setelah bunda, terutama lo." Hening setelah itu. Nathan membawa pandangannya m...