"Kok belum berangkat? Aku kira ada meeting pagi ini?" Kiran bertanya saat melihat Harzi baru saja memasuki kamar, bergabung di atas tempat tidur dan memeluk tubuh Kiran sembari mendusalkan wajahnya di bawah lengan sang istri.
"Acan minta jemput."
"Tumben..."
Harzi berdecak lalu beralih menatapi Kiran sedang fokus menonton drama korea yang baru sempat ditontonnya. Semalam setelah berangan diculik sugar daddy, Kiran segera mengunduh semua episode drakor Vincenzo. Alhasil sekarang dirinya malah berkhayal menjadi istri seorang mafia.
"Bundaaa...lagi nonton apa, sih?"
"Drakor."
"Mau lihat juga!"
"Nggak usah. Ntar kamu kata-katain lagi." Tukas Kiran mendorong wajah Harzi menjauh. Ia tak ingin merusak mood-nya hanya karena mendengar suami menyebalkannya ini mencibir pemeran drakor yang ditontonnya.
"Emang apa kerennya? Cakepan juga aku." Nah kan, Kiran kontan mengerling. "Pede amat."
"Bun. Udahan dulu napaaaa? Aku di sini loh."
"Aku juga di sini tiap hari. Tapi nggak pernah protesin kamu, tuh." Huhhh, sebal sekali! Kiran malah melawan, berarti drama koreanya memang seseru itu. "Sayanggggg."
"Berisik, Harzi!"
Tidak bisa begini. Harzi tidak akan membiarkan si mafia gadungan itu merenggut perhatian istri cantiknya. Maka bergeraklah ia dengan merebut paksa ipad dari tangan Kiran hingga membuat wanita itu histeris tak terima. "BALIKIN NGGAK?!"
"NGGAK."
"Kamu mau tidur di sofa malam ini?"
"Kamu aja. Aku mah ogah."
Kiran mendecih tak percaya. "Oke! Malam ini kamu tidur sendiri! Dasar suami laknat."
"Nggak apa-apa, asal aku ambil jatah dulu."
"Sendirian aja. Aku mah ogah!" Kiran membalasnya, buat Harzi gemas dan akhirnya menerjang tubuh istrinya untuk digelitiki. "Nyebelin banget sih Bundaaaa."
"CURANG BANGET SIH, MAINNYA KELITIKAN!!!!"
Harzi baru berhenti setelah Kiran memohon. Berhubung wanita itu sampai keluar air mata, jadi Harzi menyudahinya. "Makanya jangan ngelawan kalau dibilangin."
"Benci banget aku sama kamu, Zi."
Sudah biasa, Kiran tak sungguh mengatakannya. Itu hanya bentuk kekesalannya pada Harzi yang memang selalu usil dan berlaku tidak adil padanya.
"Kalau aku sih, sayang banget sama kamu." Balas Harzi cengar-cengir, sesudahnya kembali mendekap tubuh Kiran. "Maaf, ya."
"Ngeselin!" Istrinya menangis lagi. "Kenapa sih, seneng banget gangguin aku?"
"Karena seru."
"Ayah!"
"Aku kangen." Tukasnya cepat. "Aku tahu kamu lagi capek. Tapi kenapa malah nonton? Kan bisa tidur lagi? Mumpung udah dipeluk, jadi sekarang istirahat dulu. Oke? Nanti kalau mau jemput Acan, aku bangunin."
Kiran mengangguk, sepertinya telah menemukan kenyamanan dengan tertidur di atas tubuh sang suami. Tidak apa, Harzi rela pegal asal istrinya tidur dengan nyenyak. Hitung-hitung balasan karena sudah membuatnya menangis tadi.
"Ayah."
"Hm?"
"Kalau aku diculik dinosaurus, kamu rela nggak?" Harzi terkekeh mendengar pertanyaan ngawurnya. "Enggak lah. Nanti aku musnahin dinonya pakai equip yang udah kulengkapin semalem."
KAMU SEDANG MEMBACA
until we're grey and old [✔]
Fanfiction[ read after "look how we've grown" ] I'll take the kids to school, wave them goodbye, and I'll thank my lucky stars for that night. ©tuesday-eve, 2021.