"ayah, minjem hape."
harzi yang masih terduduk di sudut ruangan dengan kacamata dan tablet di pangkuan, mendongak.
"hm?"
"hape. acan mau aku fotoin." kata kirani dengan suara yang dipelankan, soalnya si bocah sudah tertidur nyaman di dalam futon. "ini pertama kalinya dia pakai futon buat tidur. lucu, mirip nobita."
mata harzi melirik ke objek yang dimaksud. putra semata wayangnya terlihat begitu pulas di sana, wajar saja sebab perjalanan menuju kemari membuat jam tidur kazan jadi tidak beraturan.
harzi menyodorkan ponselnya, sebelum mematikan gadget dan ikut bergabung bersama kirani di atas futon mereka. istrinya sendiri masih sibuk mengambil gambar anak mereka yang tertidur nyenyak.
"kazaniru lucu banget." gumam kirani tersenyum, lalu mendaratkan kecupan ringan di kening putranya. "sweet dream, jagoan."
"bapaknya juga mau dong, dikecup." goda harzi yang sudah terlentang sembari menyangga kepala dengan kedua lengannya, menatap kirani dengan seringai kecil di wajahnya.
kirani yang melihat tersenyum saja, ia beringsut menuju harzi sebelum akhirnya turut mendaratkan kecupan di kening si suami. "met bobo, ganteng."
harzi yang gemas langsung menarik kirani agar berbaring di sebelahnya, tubuh istrinya dipeluk erat seraya menghujani wajah cantik itu dengan kecupan.
"istri aku cantik, banget." kata harzi, sembari tangannya merambat untuk melepaskan wig di kepala kirani. "ini emang nyaman, makainya?
"nggak juga, tapi mau nunggu rambut aku agak panjangan dulu."
"kamu makin gemes tau, rambutnya pendek begini. beneran." ujarnya dan mengusap kepala sang istri. "besok nggak usah pakai begituan, ya?"
kirani diam sebentar, menengadah ke si suami dengan bibir yang mengerucut. "mau aku style aja, gitu?"
harzi mengangguk dan merunduk sebentar untuk mengecupi bibir kirani. "iya sayang."
"ya udah, deh."
"beruntungnyaaa aku punya istri yang selalu nurut kata suami." harzi tertawa pelan. "walau naklukinnya harus setengah mati dulu."
kirani tersenyum jenaka. "setengah mati banget nih???"
"setengah mati, yakin."
"lembek, ah."
harzi mendelik. "lembek????????? kirani asal kamu tau, kamu itu cucu hawa paling keras kepala yang pernah aku temui di alam semesta raya ini." ujarnya dramatis. "aku bisa jamin, cowok manapun yang mau sama kamu juga nasibnya bakal kayak aku."
"azel enggak deh kayaknya???"
harzi langsung. "🤨😤😡😠"
"hihihii... bercanda doang sayangggg~" kirani terkekeh pelan dan menangkup wajah si suami. "kamu gemes kalau lagi ngedumel hehehe."
"emang kayaknya si azel kudu musnah dari muka bumi." harzi bergumam sebal dan makin erat memeluk kirani. "bilang dulu kamu ini istri siapa???"
"hmm, istri siapa yaaa?"
"mau jawab normal atau aku bikin jawab sambil mendesah???"
kirani kontan mendelik dan membekap mulut harzi. "kita lagi di rumah orang, harzi!" bisiknya keras, harzi tidak peduli.
"nama aku sayang, bukan harzi." masih dengan wajah dongkol harzi melepas tangan kirani dari mulutnya, setelah itu bergerak mengungkung sang istri dan menahan pergerakannya. "ayo jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
until we're grey and old [✔]
Fanfiction[ read after "look how we've grown" ] I'll take the kids to school, wave them goodbye, and I'll thank my lucky stars for that night. ©tuesday-eve, 2021.