Clia merapikan barang-barangnya, pagi ini ia baru saja tiba di Yogya bersama Kinan.
"Lo mau kuliah? Atau gue izinin gak masuk dulu?" tanya Kinan. Gadis itu masih menemani Clia saat ini.
"Gue kuliah aja Nan. Makasi ya udah bantu gue," ujar Clia.
Kinan mengangguk. "Lo gak tinggal di apart Adrianne lagi?"
"Gak. Gue udah banyak banget ngerepotin dia," balas Clia. Rasanya ia manusia tak berguna yang selalu menyusahkan Adrianne.
"Yaudah. Jalan bareng ke kampus ya," ujar Kinan.
"Iya, gue mandi dulu." Clia melangkah menuju kamar mandi.
***
Clia dan Kinan datang bersama ke kampus. Ya, hari ini Kinan memutuskan untuk kuliah di tempat yang sama dengan sahabat-sahabatnya.Berita tentang Clia dan Alvaro sudah tersebar luas di area kampus. Clia hanya mampu menutupi wajahnya dengan rambut yang tergerai. Sejak kejadian itu, ia semakin menutup diri.
Kinan mengajak Clia ke kantin lebih dulu untuk mengisi perut.
"Gue pesen makan dulu. Lo mau apa?" tanya Kinan.
"Samain aja Nan," balas Clia lemas. Kinan mengangguk dan segera memesan makanan.
Di tempatnya, Clia menunduk dalam. Menyembunyikan wajahnya, berharap hari ini tidak bertemu dengan Adrianne. Clia belum siap mengingat kejadian itu lagi dan menceritakannya pada kekasihnya. Walaupun rasa rindu dan mengadu ia ingin lontarkan kepada Adrianne.
***
Clia baru saja menyelesaikan jam kuliahnya. Sesuai keinginannya, ia tidak bertemu Adrianne saat ini.Kakinya melangkah menghampiri kelas Kinan. Kinan berpesan kalau dia ingin menunjukkan pada Clia ke suatu tempat.
"Lo udah temuin Adrianne?" tanya Kinan.
Clia menggeleng. Ia mematikan ponselnya, agar tidak ada yang menghubunginya.
"Anak orang gila, gara-gara lo, tanggung jawab lho Cli." Kinan dan Clia berjalan beriringan menuju parkiran.
"Gue gak apa-apain dia," heran Clia.
Kinan gemas, Clia masih tidak mengerti saja. "Dia hampir gila, gara-gara lo tinggal!"
"Hiperbola, ah."
Clia melihat siluet yang dikenalnya sedang berbicara pada seseorang. Seperti Adrianne, tapi Clia juga tak yakin bahwa itu Adrianne.
***
Wajah syok Clia mendominasi, ia terkejut Kinan membawanya ke pemakaman."Si-siapa yang meninggal?" lirih Clia. Sorot matanya memfokuskan pada nisan di depannya.
"Omah." Kinan menaruh sebuket bunga pada gundukan tanah itu.
Seketika detak jantungnya berhenti sejenak. Walaupun Clia tidak terlalu dekat dengan Omah, tapi ia merasakan kepedihan di hatinya. Sesak, seperti ada yang menghimpit hatinya.
Kedua lutut Clia ambruk. Air matanya lolos. Tangannya menyapu nisan yang dingin. "Maaf Omah, Clia gak bisa liat Omah untuk terakhir kalinya."
Clia tertunduk. Masih berusaha menetralkan rasa sesaknya. Dua orang yang dicintainya dalam waktu yang sama pergi meninggalkan keluarga mereka.
"Omah meninggal tepat nyokap lo meninggal, Cli," ujar Kinan seraya menghapus air matanya.
"Adrianne sangat terpukul saat itu, ditambah lagi lo menghilang tanpa kabar. Dan di waktu yang sama lo juga berduka. Kalian sama-sama berduka, hati kalian berdua terluka. Apa salahnya, di antara lo ataupun dia saling kabar dan saling menguatkan. Gak salah, kan?" jelas Kinan sudah gemas dengan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) [UPDATE SEMINGGU SEKALI] Cliantha Farzana menjalani kesehariannya dengan tiga permintaan dari seseorang. *** Note: AKAN DIUNPUB SETELAH TAMAT. Ini cerita pertamaku jadi harap maklum kalau berantakan hehe☺ Cover by pinterest ...