29.KISS

10.7K 431 31
                                    

Hello guyss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello guyss

WARNING!
BACANYA DIRESAPI AMPE DALEM
Biar dapet sensasinya wkwk

Btw tentang judulnya..
Pasti diantara kalian ada yang seneng..
Sok tau banget sih thor:v

Yaudahe langsunge bace aje daripade penasarane..

Happy reading❤

***

Pagi harinya Adrianne masih menduga-duga nomor yang tidak kenal mengirimkannya pesan. Apa ia memiliki teman yang sudah lama tidak bertemu. Ya..mungkin saja. Tetapi siapa orang itu, Adrianne jadi penasaran.

Kedua tangan Adrianne sibuk mengecek kondisi pasien yang baru saja tertimpa kayu besar di kakinya kemarin, akibat gempa susulan. Cukup parah memang kondisi pasiennya itu.

"Bapak istirahat saja ya," ujar Adrianne pada pasient yang terbaring di hadapannya.

"Makasih dok," jawab bapak itu dengan suara serak.

"Saya tinggal dulu ya pak," pamit Adrianne. Ia pun melangkah ke ruangan belakang.

"Mengapa masih di sini?" tanya Adrianne pada Petran yang menatap ke arah luar jendela.

"Saya menatap pemandangan di sana," ujar Petran tenang.

Adrianne menyugar rambutnya. Harusnya cowok yang sedang menatap ke arah luar itu tidak di sini. Harusnya ia memantau Clia, bagaimana keadaannya, dan dimana Clia, apa dia baik-baik saja?

"Gue bayar lo buat tahu info tentang Clia. Bukannya nemenin gue di sini." Adrianne gemas dengan Petran rasanya ia ingin mendorong Petran ke arah luar jendela.

Petran menatap Adrianne tenang, "tuan tenang saja."

Sumpah dia bilang tenang?! Benar-benar Petran ingin dihancurkan kepalanya oleh Adrianne, "tenang gimana?!" Adrianne ngegas.

"Tenang tuan, gadis anda baik-baik saja. Sepertinya anda sayang sekali ya dengan gadis anda, eum...jadi pengen," ujar Petran mengedipkan sebelah matanya dan mengukir senyuman manisnya.

Rasanya Adrianne ingin mengeluarkan isi perutnya tepat di wajahnya Petran, "cari gebetan sana biar gak belok."

Adrianne mengambil cangkir di ruangan itu. Membuat secangkir kopi untuknya.

"Cariin tuan, saya heran belum ada yang mau sama saya padahal saya tampan," ujar Petran. Adrianne menatapnya tidak percaya, tinggi juga ya percaya dirinya.

"Di kelab malam sana banyak," ujar Adrianne asal.

"Bekasan semua saya gak doyan."

"Udah ditawarin milih-milih lagi," cibir Adrianne.

"Tuan kan baik, tampan malah tampannya melebihi saya, kaya raya, anak sultan, tolong dong kenalkan saya dengan teman tuan," ujar Petran memohon. Nada nya seperti anak kecil yang meminta sesuatu.

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang