48. KEADAAN BERUBAH 180°

6.7K 371 43
                                    

Malam guyss☺
Masih nunggu cerita ini update kan?
Yukk merapat
Kalian baca cerita ini jam berapa?

Semoga part ini gak mengecewakan yaa☺

Hidup itu tidak akan menjadi hidup jika tak ada senyuman dan kesedihan bercampur di dalamnya.

Happy reading❤

***

Adrianne dan Clia sudah kembali ke apartement cowok itu. Di sepanjang perjalanan Clia tidak mengeluarkan satu kata pun, pandangannya juga menatap lurus ke depan.

"Cli kamu marah?" tanya Adrianne menipiskan jarak antara dirinya dan Clia di sofa.

Clia yang sejak tadi termenung mengedipkan matanya dua kali. "Enggak."

Adrianne menghela napasnya. "Terus mikirin apa?"

"Bukan apa-apa," ujar Clia tersenyum. Sebenarnya ada banyak pertanyaan di otaknya.

"Aku sama Kinan pernah menjalin hubungan," ujar Adrianne.

"Kinan udah cerita," ujar Clia sambil menghela napas lelah. Perlahan kepalanya ia letakkan di pundak Adrianne.

"Aku capek, aku kepengen gak punya otak," gumam Clia memejamkan matanya. Adrianne termenung, satu tangannya mengusap kepala Clia.

"Kalau suatu saat nanti kamu pergi dari aku, jangan pernah nyesel udah ketemu dan kenal aku ya?" ujar Adrianne seraya mengecup puncak kepala Clia.

Clia langsung membuka matanya dan menatap Adrianne. "Kenapa ngomongnya gitu?"

"Pernyataan itu belum pasti," ujar Adrianne menatap lembut Clia.

"Aku minta maaf," ujar Adrianne menggenggam tangan Clia. Pernyataan itu begitu tulus dan ia menyesal karna perbuatan itu.

Jantung Clia seakan berdegup kencang saat Adrianne mengatakan itu. Apa bukti itu benar? Ia sangat takut. Keringat di pelipisnya mengalir begitu saja. Semoga tidak benar.

Adrianne menarik napas panjangnya. Ya ia harus mengatakan kesalahan ini. "Aku dan Kinan pernah kiss."

Deg.

Clia mencoba untuk positif thingking. "Sa-saat kalian pacaran kan?"

Adrianne menggeleng lemah. Saat itu juga satu tetes air mata Clia mengalir begitu saja. Dadanya teramat sesak. Jadi semua bukti foto itu benar.

"Semuanya itu bener?" gumam Clia dengan mata yang berkaca-kaca. Perlahan tangannya ia lepaskan pada genggaman Adrianne.

Kedua mata Adrianne memerah. Dngan cepat ia mendekap Clia dan mengucapkan maaf berkali-kali.

Clia hanya diam. Pandangannya kosong, ia pun tak membalas pelukan Adrianne. Semuanya benar dan ia bodoh karena masih mempercayai Adrianne. Hatinya teramat sakit. Sangat sakit. Seperti sebuah palu menghantam hatinya sampai hancur tak terbentuk.

Tak ada pergerakan sama sekali dari Clia. Adrianne menciptakan jarak lalu menatap Clia. Air mata gadis itu mengalir tetap dengan pandangan ke satu titik.

"Cli." Adrianne mengguncangkan bahu Clia. Perlahan Clia melepaskan tangan Adrianne yang hinggap di pundaknya.

Clia mengerjapkan matanya dan menghapus air matanya. Ia hanya diam dan termenung di pinggir sofa. Satu tangannya ia gunakan untuk menopang kepalanya.

Adrianne menatap Clia penuh luka. Hatinya seperti diremas. Cowok itu merasakan apa yang dirasakan Clia saat ini.

Akhirnya Adrianne mengambil kunci mobilnya dan jaketnya. Ia pergi dari apartementnya. Adrianne tahu Clia pasti butuh waktu untuk semuanya. Setelah ini ia pasrah, ia harus menerima keputusan Clia nanti. Walaupun menyakitkan. Satu hal lagi, Adrianne tidak pernah menyesal saat mengakui kesalahannya. Cowok itu belajar bahwa semua ini memang pantas ia dapatkan.

My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang