Udah berapa minggu aku gak update MBDC ya?
Kangen gak??
Masih nunggu cerita ini kan??
Happy reading💓
***
Yan💕
Aku mau kita ketemu di pantai tempat biasa.
Read.
Clia menghela napas. Setelah semalaman bergulat dengan pikirannya, ia akhirnya mengambil jawaban. Ia harus tegas. Dan harus memberi keputusan.
Pagi ini, Clia beranjak dari tempatnya. Ia mengambil slinebagnya dan meraih ponselnya. Rambutnya ia sengaja gulung ke atas.
Clia melangkah keluar kamar. Hendak melewati sofa, matanya menangkap sesuatu. Sebuah pizza dengan kartu ucapan di atasnya.
Makan dengan tenang. Masalah itu jangan terlalu kamu pikirin. Sorry. Aku sayang kamu❤
Sepertinya Adrianne yang mengirimkan itu. Pizza semalam itu tidak dibuka sedikit pun oleh Clia, ia yakin pasti sudah basi. Gadis itu mengabaikannya, ia keluar dari apartement menuju pantai.
Kedua kaki Clia menginjak pasir putih. Tanpa sadar dirinya sudah sampai di tempat favoritenya. Gadis dengan langkah gontai dan raut wajah datar menghampiri seseorang yang duduk di bibir pantai.
Clia mendudukkan bokongnya tepat di sebelah lelaki itu. Deburan ombak dan kicauan burung mampu memanjakan pendengarannya. Ditambah lagi sinar hangat muncul di ufuk timur, membuat tubuhnya menghangat. Hanya tubuhnya, tidak dengan hatinya. Hatinya masih sama seperti pohon bakau yang terus dihantam oleh ombak.
"Hai," sapa Clia tersenyum miris.
Tidak ada jawaban dari Adrianne. Sepertinya lelaki itu merasa sangat bersalah, karena sudah mempermainkan kepercayaannya.
"Aku gak akan basa-basi, kamu tenang aja," ujar Clia menatap laut, enggan menatap Adrianne di sebelahnya.
Adrianne hanya menghela napasnya pasrah. Sepertinya hubungannya harus kandas untuk kedua kalinya.
"Pertama, aku mau pindah. Kamu tetap di apartement kamu aja. Karena gak adil rasanya kalau aku yang menempati tempat tinggal kamu, sebab aku bukan tokoh penting di hidup kamu."
Baru saja Adrianne ingin mengeluarkan suara, Clia mengangkat tangannya membuat Adrianne bungkam kembali.
"Jangan potong dulu," lirih Clia. Sial! Air matanya kembali menggenang. Clia lelah seperti ini.
"Aku gak tau, keputusan aku ini akan menyakiti kita atau enggak," ujar Clia menunduk. Satu tetes air mata jatuh di telapak tangannya yang terbuka. Ia menggigit kecil bibirnya.
"Aku udah pikirin matang-matang. Aku mau kita break dulu. Kasih aku waktu ya?" Clia menatap Adrianne, tangannya bergetar menyentuh tangan Adrianne.
Break?
Dan berakhir menyedihkan? Seperti Sergio dan Serin? Apakah memang harus terjadi? Jika keduanya menerima hal itu, sebenarnya tidak masalah. Hanya perlu menyembuhkan hati setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is a Doctor and CEO (SELESAI)
أدب المراهقين(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) [UPDATE SEMINGGU SEKALI] Cliantha Farzana menjalani kesehariannya dengan tiga permintaan dari seseorang. *** Note: AKAN DIUNPUB SETELAH TAMAT. Ini cerita pertamaku jadi harap maklum kalau berantakan hehe☺ Cover by pinterest ...