Selamat membaca 😊😊😊
Paman Kim dengan berhati-hati menuntun Chenle menuju ke arah dimana mobil mereka terparkir, setelah mendekati mobil dan hendak ingin masuk ke dalam, tiba-tiba saja perut Chenle keram dan seketika itu juga Chenle merintih kesakitan.
"Aaaaaaarrrrrkkkkkh" rintihnya sambil memegangi perutnya yang buncit.
"Ada apa Nyonya??" Tanya paman Kim panik.
"Perut ku sakit..."
Dengan cepat paman Kim menggendong majikannya, lalu mendudukkan Chenle di kursi belakang, paman Kim sedikit mendorong sandaran kursi ke belakang agar Chenle merasa nyaman.
Setelah itu paman Kim langsung mengemudikan mobilnya melaju menuju ke rumah sakit terdekat.
●●●●●●
"Tuan"
Seorang wanita tersebut sedikit berlari kecil menuju ke arah pria yang sedang duduk di kursi tunggu.
"Aah, Yeorin sie" sambut Jisung dengan sedikit tersenyum ke arah Yeorin, sekertaris sementaranya.
Ya, Yeorin memang di minta Jisung untuk ikut dengannya,_tanpa sepengetahuan Chenle, dan yang mengelola perusahaan yang ada di Korea adalah Jeno, Jisung mempercayakan semuanya pada Jeno.
"Maaf saya terlambat tuan" ucap Yeorin setelah tiba di hadapan Jisung.
"Tidak apa-apa Yeorin, saya juga baru saja sampai" ucap lelaki itu, lalu salah satu tangannya menepuk kursi kosong yang ada di sebelahnya."duduk di sini saja" katanya.
Perempuan itu tersenyum tipis, sangat tipis sehingga tak ada yang menyadari jika dirinya sedang tersenyum, "baik tuan", setelah mengucapkan kata itu, Yeorin langsung melakukan apa yang di perintahkan oleh tuannya barusan.
"Ekhmm.. ngomong-ngomong, tidak usah terlalu formal saat tidak sedang berada di kantor"
Yeorin langsung mengalihkan pandangannya menatap Jisung yang berbicara barusan, "maksud tuan??"
"Maksud saya, kita bicara santai saja saat sedang tidak di lingkungan kantor, jangan panggil saya tuan, panggil saja Jisung"
"Eee.."
"Tidak apa Yeorin..hehe" ucap Jisung sambil tersenyum, dan seketika itu juga debaran jantung sang sekertaris sementaranya itu berdegub kencang karna melihat senyuman Jisung yang amat sangat menawan, wanita mana yang tidak terpesona melihat betapa indahnya makhluk Tuhan yang satu ini.
"B-baik tuan"
"Jisung"
"Eehh.. iy_iya.. Ji"
"Jangan terlalu tegang, santai saja, anggap saja aku adalah teman dekat mu"
"Sudah ku anggap kau sebagai teman hidup ku Jisung a" batin Yeorin.
"B-baik lah.."
"Ngmong-ngomong apa kau sudah makan siang??"
"Sudah, tadi sebelum ke sini ibu ku sudah membuatkan makan siang, bagaimana dengan mu??"
"Sudah, istri ku selalu sigap soal hal itu__"
Tiba-tiba saja Jisung merasakan ada hal yang aneh, perasaannya berubah mendadak tidak enak sekarang, dan dirinya terus terbayang-bayang oleh sosok istri tercintanya, seketika itu juga raut wajah Jisung langsung berubah, dari dia yang tersenyum lebar sejak tadi menjadi datar..
Melihat perubahan dari raut wajah bosnya, Yeorin langsung menatap pria yang ada di dekatnya kini "ada apa Ji??"
"Sebentar ya, aku mau menghubungi seseorang dulu, hanya sebentar" ucapnya,lalu segera pergi dari sana.