Hibari Kyoya sangat kesal hari itu. Ia mencari ke seluruh gedung sekolah hanya untuk menemukan anak berambut coklat itu! Dari kelas satu sampai kelas tiga dan keberadaan anak itu tak ada di manapun!
Dia kesal, karena itu dia melampiaskan seluruh amarahnya pada anak berandalan yang gemetar ketakutan di depannya.
Ia harus menemukan herbivor itu bagaimanapun caranya. Dan ia akan menggigit herbivor itu sampai mati karena telah membuatnya mencarinya.
Bel istirahat siang berbunyi. Dengan segera ia pergi ke atap berharap bahwa mungkin herbivor itu di sana (Ia tak akan mengakui bahwa ia berharap pada sebuah herbivore =3=).
Anak itu tak ada di sana.
Ia mengerutkan alisnya dan memincingkan matanya penuh dengan kekesalan. Dengan cepat dan penuh amarah, serta aura hitam bergelung di belakangnya sampai membentuk sebuah serigala, ia berpatroli keliling sekolah dan menyalurkan amarahnya pada yakuza setempat.
(Semoga arwahmu diterima di alam sana wahai para yakuza yang malang. Author akan mendoakanmu... tapi karena kita beda keyakinan... nggak jadi deh! Buat apa Author peduli kan? Siapa lo siapa gue? Lagian lo orang jahat juga. Oke, Author sadar!)
Setelah puas menyalurkan amarahnya (dengan menimbulkan luka bagi orang lain, kehilangan kesadaran dan trauma atas 'tonfa' dan 'skylark' tentu saja), ia kembali ke sekolah tepat ketika bel pulang sekolah berbunyi. Setelah menelepon Kusakabe, tangan kanannya untuk memberesan kekacauannya (kasian kau Kusakabe) ia berjalan masuk ke gedung sekolah menuju ke lantai dua di mana kantor komite kedisiplinannya berada.
Setelah mengurus seluruh dokumen-dokumen kerjanya, ia berbalik untuk menatap halaman dari balik jendelanya ketika ia melihat sesosok cowok sedang berlatih baseball sendirian. Seringainya melebar ketika ia menyadari siapa cowok itu. Ia mengeluarkan tonfanya dari kau-tahu-di-mana (kantong doraemon mungkin ya?), membuka jendela...
Dan melompat keluar.
Yamamoto Takeshi merengut ketika ia menyadari bahwa orang yang dicarinya tak masuk hari ini. Ya, Sawada Tsunayoshi absen untuk hari ini dan tak ada keterangan dari rumahnya.
Ia ingin bertemu dengan anak itu dan mungkin menanyakan solusi dari masalahnya padanyan. Sampai sekarang, ia belum bisa melupakan apa yang didengarnya kemarin. Ia masih ingat bagaimana kata-kata tu diucapkan. Bukan hanya dari hati, tapi ia bisa merasakan emosi yang nyata dari kata-katanya.
Ia menghela nafas panjang.
Hari itu berlalu dengan biasa baginya. Ia masih menggunakan topengnya dan senyumannya menjadi lebih terpaksakan. Ia memilih untuk berlatih baseball untuk mencari alasan agar menjauh dari 'teman'nya.
Ia berlatih di lapangan sendirian dengan pikiran yang tak fokus. Ia masih memikirkan alasan kenapa Tsuna tak masuk sekolah dan kenapa ia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.
Ia begitu hilang dengan pikirannnya ketika ia merasakan sesuatu yang keras menghantam kepalanya. Ia menjatuhnya tongkat baseballnya seketika dan mengelus kepalanya sambil merintih kesakitan. Ia menoleh dengan cepat dan menemukan Hibari Kyoya berdiri di hadapnnya, dengan seluruh keagungannya dan wibawanya.
"Herbivore." Hibari Kyoya mendesis. Takeshi melihatnya dengan bingung.
"Y-ya?"
"Kau, katakan di mana herbivore dengan rambut berdiri dan mata coklat itu." ia memerintah. Takeshi berkedip beberapa kali sebelum pikirannya mulai bereaksi. Seseorang dengan rambut berdiri dan mata coklat... maksudnya Tsuna?
"Sawada Tsunayoshi?" Ia bertanya. Kyoya memandangnya sebentar sebelum menyeringai dengan puas.
"Katakan di mana dia Herbivore."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sky
FantasyLangit, adalah keharmonisan. Ia menerima segalanya dan tempat di mana para cuara bersandar. Matahari yang memberi semangat, awan yang bebas, hujan yang menenangkan, kabut yang melindungi, badai yang berontak, dan petir yang menggelegar. Ryohei, Kyoy...