Chapter 6: Tindakan dan Rencana

95 10 0
                                    

Normal POV

Tsuna berhasil pulang hari itu, hanya untuk menemukan surat yang terpampang untuknya, dari ibunya, di meja makan.

Dear Tsu-kun.

Mama memenangkan undian untuk menginap tiga hari dua malam di sebuah pemandian air panas di Aizu! Kalau kau sudah pulang, mama sudah menyiapkan makan malam untukmu di kulkas dan bisa kau hangatkan di microwave. Untuk makan pagi dan makan siangmu, kau bisa membeli sesuatu. Mama sudah meninggalkan uang di meja belajarmu!

Salam sayang, Mama

Tsuna bisa merasakan tenaganya hilang entah kemana. Ia menghempaskan dirinya ke salah satu kursi yang mengelilingi meja makan dan duduk di sana. Ia melihat jam di dinding yang menunjukkan waktu jam sebelas siang. Seakan mengingat sesuatu, ia berjalan menuju ke kalender dan mengecek tanggal hari itu. Dia meraung begitu menyadari kesalahannya.

Ia ingat, ketika ia berkunjung ke toko Kawahira, hari itu tanggal 8 Oktober di sore hari. Lalu, jika ketika ia pergi melarikan diri, hari sudah malam, dan ia pingsan di pelukan Hayato. Ketika ia bangun, hari sudah menunjukkan pagi hari berarti ia sudah dua hari satu malam di Italy, dan juga berarti ia sudah membolos sekolah satu hari. Setelah itu, ia terus berada di penginapan sampai sore dan kembali menginap di penginapan. Pagi keesokan harinya, ia pulang dengan pesawat dan baru sampai di Jepang siang harinya. Tsuna bisa merasakan darah menghilang dari wajahnya. Ia mungkin tak begitu mengerti tentang perbedaan waktu antara Jepang dan Italy, tetapi ia tahu pasti bahwa ia telah membolos dua hari dari sekolah.

'OH! BAGUS!'

Diam-diam dia bersyukur ibunya memenangkan undian tiga hari dua malam ke pemandian hari panas.

Setelah beristirahat selama satu jam, ia memutuskan untuk pergi menuju ke toko di mana ia dan Kawahira bertemu. Sampai pagi tadi ketika ia sampai di bandara, Kawahira maupun Sephira tak menghubunginya. Ia mulai khawatir pada mereka berdua. Berdasarkan surat dari ibunya, itu berarti ibunya sudah pergi sejak dua hari lalu dan hari ini akan kembali.

Setelah yakin bahwa ia tak meninggalkan sesuatu, ia segera berjalan keluar dari rumahnya menuju ke distrik pembelanjaan. Ia bisa merasakan kenyamanan ketika ia melalui jalanan rumah. Ternyata berada di tempat yang kau kenal lebih menyenangkan, walaupun di sini kau adalah pecundang. Hayato sempat membawanya ke sekeliling Pisa sebelum mengantarnya ke bendara international Tuscany (author benar-benar tak tahu apakah ada bandara di Tuscany =3=).

Setelah beberapa berjalan, ia sampai di depan toko itu. Menghirup udara dalam-dalam, ia segera berjalan masuk.

Tak ada siapa pun di dalam toko itu. Ia tahu itu karena ia tak merasakan hawa keberadaan siapapun. Kursi-kursi dinaikkan ke meja, lampu utama dimantikan dan suasana yang sepi. Dari keadaan itu ia tahu bahwa toko itu tak buka sejak pagi.

Tsuna menyalakan lampu di ruangan itu dan terlihatlah seluruh keadaan ruangan itu dengan lebih jelas. Ia tak berani masuk lebih dalam karena itu ia memutuskan untuk melihat-lihat sekeliling toko itu, mencari apa pun yang mungkin ditinggalkan oleh Kawahira. Seperti yang diduganya, ia benar-benar menemukan sesuatu.

Sebuah kotak tergeletak di meja di mana ia pernah berbicara dengan Kawahira sebelumnya. Sepucuk surat ada di atasnya. Tsuna mengambil amplop itu dan memandanginya dengan bingung. Ia lalu meletakkannya kembali dan mengambil surat yang ditinggalkan Kawahira.

Tsunayoshi jika kau membaca surat ini, berarti sesuatu telah terjadi dan aku tak bisa memberikanmu secara langsung cincin-cincin ini. Mengenai keberadaanmu, hanya kau, aku, dan Sephira yang mengetahuinya. Rahasiakanlah sampai waktunya tiba. Gunakan cincin-cincin ini dengan baik.

The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang