Chapter 12: Reaksi, Situasi, dan Tanda Terakhir

84 9 0
                                    

Byakuran memandangi peristiwa yang terjadi di depannya dengan senyuman licik. Yah, dia mungkin tak memiliki urusan lagi dengan Vongola (setelah dikalahkan oleh Giotto di 'masa depan' dia memilih untuk jauh-jauh dari Giotto karena merasa harga dirinya terinjak-injak), tapi dia tak akan pernah berkata 'tidak' pada sesuatu yang menarik.

Kikyo yang sendari berdiri di samping bosnya hanya geleng-geleng kepala mengetahui bahwa boss-nya itu memiliki ide yang bukan-bukan dan pastinya akan merepotkan dirinya.

"Byakuran-sama. Apa yang anda rencanakan kali ini?" Kikyo bertanya dengan nada putus asa. Byakuran menoleh dan menunjukkan senyuman rubahnya.

"Bukan sesuatu yang besar, Kikyo~ Ah, bisa kau tolong panggilkan Shouchi~?" Byakuran bertanya pada tangan kanannya. Kikyo menatap Byakuran dengan wajah kosong, mengetahui bahwa boss-nya itu telah merencanakan sesuatu.

"Untuk apa, Byakuran-sama?" Kikyo berkata lagi dengan tak yakin.

"Aku harus melakukan sesuatu, Kikyo~" Byakuran berkata dengan suara santai tetapi memiliki ancaman di dalamnya. Kikyo menghela nafas melihat sikap boss-nya. Ia menunduk sedikit sebelum berbalik pergi untuk melakukan perintah bossnya.

Hening.

Hayato menatap sahabatnya dengan mata membesar. Ryohei membeku di tengah aktivitasnya, tinju terhenti di udara. Takeshi menatap Tsuna dengan wajah speechless. Mukuro dan Kyoya hanya menatapnya dengan pandangan kosong. Sedangkan Chrome menatapnya dengan wajah tanpa eskpesi.

Tsuna di lain tempat, hanya terdiam di tempatnya dengan perasaan gugup yang mulai menyelimutinya.

"Kenapa kau menceritakannya pada kami, Tsuna?" Hayato akhirnya berbicara setelah keheningan yang panjang. Tsuna menundukkan kepalanya.

"Karena... aku telah memilih kalian menjadi guardianku." Tsuna berkata pelan. Meskipun begitu, mereka bisa mendengarnya.

"Guardian? Apa maksudmu dengan guardian, Tsuna?" Takeshi betanya dengan bingung. Tsuna menggigit bibir bawahnya. Dengan pelan ia mengangkat wajahnya dan menatap setiap orang yang ada di depannya dengan serius.

"Aku... bukanlah penjaga yang sebenarnya dari tri-ni-sette. Seorang wanita bernama Sephira dan seseorang bernama Kawahira yang menjaga dan mengawasi ketiga set ini selama beratus-ratus tahun. Tetapi, beberapa hari yang lalu, mereka mengangkatku untuk menjadi salah satu dari mereka, menjadi seorang pengawas." Tsuna menjelaskan. Ia menatap Hayato.

"Apa kau ingat ketika kau menyelamatkanku di Italy, Hayato?" Tsuna bertanya. Hayato mengangguk pelan. Tanpa disadari oleh Tsuna, Kyoya, dan Yamamoto menyipitkan mata mereka dengan curiga.

"Mansion itu sebenarnya milik Sephira-san. Sephira-san dan Kawahira-san... mereka menculikku dan membawaku ke Italy *aura gelap muncul tiba-tiba* Di sana, Sephira-san menjelaskan segala sesuatu mengenai tri-ni-sette padaku." Tsuna berkata lagi. Tiba-tiba saja suaranya tercekat ketika ia mengingat alasan Sephira menjadikannya seorang pengawas.

"Sephira-san berkata bahwa aku memiliki tiga alasan mengapa aku dipilih menjadi pengawas." Tsuna menelan ludahnya dengan susah payah. "Tapi dia memang berkata padaku untuk mencari guardian, meskipun ia tak mengatakan apapun lagi setelah itu karena Cloak-man menyerang tempat itu. Kami berdua sibuk melarikan diri dari genggamannya." Tsuna menghela nafas.

"Jadi... maaf, aku tak begitu mengerti dengan konsep ini juga. Karena itu aku juga tak begitu tahu tentang guardian ini." Tsuna berkata dengan pelan.

"Tunggu, bagaimana kau bisa tahu bahwa kami adalah guardian-mu yang extreme?" Ryohei berkata dengan bingung. Tsuna menggaruk pipinya yang tak gatal dengan ragu-ragu seraya tersenyum dengan malu-malu.

The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang