Chapter 5: Permintaan, Peringatan dan Perasaan

93 11 0
                                    

-Beberapa jam sebelumnya-

Tsuna menatap Sephira yang duduk di depannya dengan pandangan tak percaya. Semua hal yang dikatakannya sungguh tak masuk akal.

"Tunggu, kau bilang bahwa ada tiga alasan mengapa kau memilihku kan?" Tsuna berkata akhirnya setelah sekian lama terdiam. Sephira mengangguk.

"Pertama karena aku keturunan dari Giotto Vongola, kedua karena ayahku merupakan ketua CEDEF dan ketiga karena aku merupakan salah satu pewaris jabatan Vongola Decimo." Tsuna berkata. Sephira mengangguk.

"Lalu, bagaimana dengan Kak Gio? Ia juga memiliki ketiga alasan yang kau sebutkan." Tsuna mengeluarkan pernyataannya. Ia mengedip beberapa kali setelah merasa ada yang aneh.

"Tunggu sebentar, kau bilang bahwa aku memiliki wajah yang mirip dengan Giotto sang pendiri Vongola, selain warna mata dan rambutku yang coklat sedangkan Giotto memiliki warna mata biru dan rambut pirang. Jika ia memiliki wajah yang hampir sama denganku, berarti wajahnya akan sama seperti Kak Gio dong!?" Tsuna memekik kaget dengan kesimpulan yang di dapatnya. Ia mengingat bagaimana kakaknya memiliki rambut yang melawan gravitasi sama seperti dirinya tetapi ia lebih menurun dari ayahnya yang memilki rambut berwarna pirang dan mata biru. Sedangkan Tsuna lebih menurun dari ibunya.

"Itulah yang menjadi masalahnya, Tsuna-kun." Sephira menghela nafas panjang. Tsuna menatap Sephira dengan pandangan bertanya-tanya.

"400 tahun yang lalu, kami semua menghadapi seorang musuh yang sangat kuat. Kami memanggilnya Cloak Man." Sephira memulai ceritanya yang lain. "Musuh ini, tidak memiliki keinginan untuk menguasai dunia maupun memerintah manusia, melainkan ia ingin menghancurkan setiap dunia parallel, dan rencananya itu dimulai dengan dunia ini. Saat itu, kami sang penjaga tri-ni-sette serta Vindice dan juga beberapa orang seperti Giotto di Vongola dan Cozart di Shimon bekerja sama dan dengan kekuatan tri-ni-sette menyegelnya dalam sebuah tempat tersembunyi dengan di jaga oleh Vindice. Musuh ini berhasil mengacaukan keseimbangan Tri-ni-sette. Untuk menyegelnya, aku mengorbankan kehidupan abadiku kepada tri-ni-sette." Sephira menjelaskan. Tsuna mendengarkan dengan serius.

"Jadi dulunya kau abadi?" Tanya Tsuna. Sephira tersenyum kecil dan mengangguk.

"Ya, sebagian dari kami, bangsa yang lahir sebelum manusia memiliki kekuatan untuk hidup abadi. Aku salah satunya, begitu pula dengan penjaga yang lain. Karena itulah aku menjadi penjaga dari ketiga tri-ni-sette." Sephira menjelaskan.

"Lalu, alasan kenapa Giotto atau Ieyasu kakakmu tidak bisa menjadi pengawas tri-ni-sette, karena ia adalah reinkarnasi dari Giotto di Vongola itu sendiri, sang pendiri Vongola." Sephira menjelaskan. Tsuna menatapnya dengan wajah kosong sebelum akhrinya matanya membelalak karena kaget dan mulutnya menganga lebar.

"EHHHHHHHH?!"

Sephira tertawa kecil melihat tingkat Tsuna.

"Tunggu sebentar, jadi maksudmu, kakakku Giotto, Ieyasu Sawada, adalah sang pendiri Vongola itu sendiri?! Reinkarnasinya!?" Tsuna memekik kaget. Sephira mengangguk. Tsuna melempatkan tubuhnya ke sofa yang didudukinya. Terlalu banyak informasi, otaknya bisa-bisa meledak karena informasi overload.

"Apa kau punya alsan lain?" TSuna bertanya sambil melirik ke arah Sephira. Tiba-tiba saja tubuhnya merasa capek. Sephira mengangguk.

"Ya, alasan lain karena kau memiliki lima belas macam api Dying will yang berbeda." Sephira menjelaskan. Tsuna menegakkan dirinya setelah mendengar kata asing.

"Api Dying Will? Apa itu?"

"Api Dying Will, adalah kekuatan yang digunakan oleh para anggota mafia. Muncul karena adanya resolusi kuat atau tekad kuat dalam diri seseorang ketika mereka dalam keadaan sekarat. Tetapi setelah kau berhasil mengendalikannya kau bisa menggunakannya tanpa harus sekarat terlebih dahulu." Sephira mengambil nafas.

The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang