Chapter 23: Kenyataan

108 9 1
                                    

"Bunuh aku sekarang." Tsuna mengerang pelan. Di sebelah kanannya, Hayato menutup matanya dengan salah satu tangannya, kaosnya tergeletak di selahnya dan keringat yang membasahi tubuhnya. Takeshi terkekeh dari sisi kirinya, menutup matanya dengan badan topless dan keringat yang juga membasahi tubuhnya. Ryohei dan Lambo, sudah tergeletak tak sadarkan diri tak jauh dari mereka, Kyoya tak terlihat di manapun dan Mukuro serta Chrome memilih untuk duduk bersandar di salah satu pohon yang mengelilingi tanah lapang itu, terlihat berusaha untuk mengambil kembali nafas mereka.

"Mereka sadis, kau dengar itu, Hayato, sadis." Tsuna mengeluh lagi. Meringis ketika salah satu memarnya terbentuk.

"Tsuna-sama, bertahanlah." Hayato meringis kesakitan. Tsuna menghela nafas panjang.

"Tsunayoshi-kun."

Tsuna menatap Bermuda dan Jaegar dengan mata lelah. Sebuah portal hitam yang terbuat dari Night Flame terlihat dan siap digunakan. Ia segera berdiri, tanpa menghiraukan rasa sakit dari tulang dan ototnya, ia berjalan menghampiri mereka berdua.

"Kalian akan pergi?" Ia bertanya. Bermuda mengangguk.

"Kami memiliki sebuah tempat yang bisa kalian gunakan untuk berlatih, tempat ini hanya bisa diakses menggunakna Night Flame dan memiliki kemampuan lain dimana satu jam di sana hanya berupa satu menit di sini. Tempat ini terletak di antara dunai parallel." Bermuda berkata. Tsuna mengangguk mengerti.

"Well, itu menguntungkan." Bermuda mengangguk.

"Dengan musuh yang semakin mendekat, aku ingin kau secepatnya menguasai api-apimu Tsunayoshi-kun. Sebagai pengawas Tri-ni-sette yang baru, aku ingin kau benar-benar terlindungi." Bermuda menjelaskan. Tsuna mengangguk mengerti. Ia terdiam.

"... Bermuda-san?" Ia menatap Bermuda dengan serius. "Apa kau tau alasan Cloak-man berusaha menghancurkan dunia?"

Bermuda dan Jaegra saling menatap satu sama lain sebelum mengalihkan perhatian mereka kembali ke Tsuna. "... Kami memiliki beberapa spekulasi. Meskipun belum terbukti secara benar."

"Spekulasi?"

"Ya, spekulasi. Seperti yang Chekerface bilang, Cloak-man kemungkinan bukan berasal dari dunia ini. Ia berasal dari dunia parallel. Tentang tujuannya... ada kemungkinan ia merupakan seseorang yang memiliki dendam terhadap tri-ni-sette atau Vongola secara personal. Karena sejauh ini ia hanya menyerah famiglia yang memiliki aliansi dengan Vongola." ia menjelaskan. Tsuna bergidik.

"Apakah itu berarto Gio-ni dalam bahaya?" Ia bertanya pelan.

"Ada kemungkinan. Meskipun begitu, saat ini Cloak-man terfokus padamu, sebagaimana ia selalu muncul di depanmu, atau mungkin dia akan mengejak Vongola Decimo setelah ia mendapakanmu, tak ada yang tahu. Tapi Tsunayoshi, kehidupan Vongola Decimo sudah berbahaya sejak ia mengambil jabatan itu. Musuh Vongola bukan hanya Cloak-man, ada banyak famiglia yang dendam dan tak setuju dengan cara pandang Vongola terhadap banyak hal. Apalagi, Decimo sedang berusaha mengembalikan Vongola ke tujuan awalnya sebagai Vigilante grup." Jaegar menambahkan. Tsuna mengangguk mengerti.

"Untuk saat ini aku akan fokus kepada latihanku." Tsuna akhirnya berakata. Ia menghela nafas. "Ini semua terlalu tiba-tiba. Siapa sangka aku akan menjadi pengawas tri-ni-sette yang baru? Siapa sangka aku akan memasuki dunia Mafia begitu dalam? Padahal satu bulan lalu aku hanyalah anka smp biasa."

Tsuna menatap seluruh famiglianya yang sibuk beristirahat mendapatkan tenaga mereka kembali. Ia tersenyum pelan. "Meskipun mereka dan aku ditemukan oleh takdir, aku tak akan menggantikan mereka dengan siapa pun. Mereka adalah temanku, dan keluargaku sekarang, aku akan melindungi mereka meskipun itu akan membunuhku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang