11~Menghadiri Acara

1K 67 0
                                    

Happy Reading..

Ana sudah siap dengan gaun selutut berwarna putih yang dikirim oleh Imam. Eve yang juga melihat hasil karya riasannya berdecak kagum karena polesannya sangat cocok untuk temannya itu.

"Pak duda udah lagi on the way kan?" tanya Eve sambil membereskan alat tempurnya. Ana mengangguk.

"Wah, dulu pas aku mau sikat katanya udah punya istri. Ternyata ini toh istrinya." goda Eve. Ana mendengus mendengarnya.

"Ya kan mengantisipasi, Ve." ujar Ana. Tidak lama ponsel Ana berdering. Ana langsung mengangkatnya.

Calon Suami
Hallo, saya sudah ada di depan.

"Aku keluar sekarang." ujar Ana lalu panggilan diputus.

"Aku pergi dulu ya." pamit Ana lalu melangkah keluar. Eve mengangguk.

"Hati-hati banyak mulut pedes didepan." ujar Eve. Ana mengangguk.

Imam tersenyum melihat Ana tiba. Dia pun mendekat dan mencium kening gadis itu seperti biasa.

"Sudah siap?" Ana mengangguk. Dia pun masuk kedalam mobil setelah dibukakan pintu oleh Imam.

"Hai Tante." Ana terkejut mendengarnya. Dia pun membalik tubuhnya kebelakang untuk melihat Kayla yang ternyata sudah duduk nyaman dikursi belakang, lalu ia menatap Imam yang sudah duduk dikursi kemudi.

Melihat raut terkejut Ana. Imam menyengir tak berdosa.

"Maaf, saya lupa memberi tahu mu." ujarnya. Ana mengangguk lemas, dia pun melirik kembali kebelakang, lalu kembali menghadap kedepan.

Tak berapa lama mobil yang di kemudi Imam sampai disebuah hotel mewah. Imam keluar lebih dulu untuk membukakan pintu untuk Ana dan putri kecilnya itu.

Ana yang berdiri tepat disamping Imam melirik Kayla yang juga berdiri disisi lain Imam. Ia memasang wajah tengil.

"Hai bocah menyebalkan." Mendengar itu Imam melirik sekilas gadisnya itu. Ana menyengir, kemudian kembali menatap Kayla.

"Dasar Tante jelek." ujar Kayla. Ana memasang wajah masam mendengarnya.

"Kita buat permainan. Kamu mau ikut?" Kayla menggeleng tak minat. Ana pun menundukkan tubuhnya didepan Kayla.

"Dasar penakut." Kayla yang mendengar mendengus.

"Aku ngga takut."

Imam yang melihat keduanya hanya bisa berdoa semoga tidak ada kegaduhan lebih dulu. Mereka akan menghadiri acara, jika kedua gadis itu bertingkah maka acara mereka akan berantakan.

"Oke, peraturannya jika didalem kamu ngga mau nurut sama Tante, berarti kamu yang jelek. Tetapi kalau kamu nurut sama Tante, Tante rela deh dipanggil jelek sama kamu." ujar Ana. Imam yang mendengar penawaran Ana hanya menggelengkan kepala.

"Udah belum? Nanti acaranya selesai loh kalau kalian ngobrol terus." ujar Imam. Ana dan Kayla kompak melirik Imam.

"Setuju, awas kalau Tante boong." ujar Kayla. Ana tersenyum.

"Kena kau." batin Ana.

Lalu mereka pun masuk secara bersamaan dengan Kayla yang sudah digandeng oleh Imam dan Ana.

Baru masuk saja, mereka menjadi pusat perhatian. Apalagi Imam yang membawa seorang gadis yang sebagian dari mereka tahu jelas bukan ibu dari sigadis kecil yang ada diantar keduanya itu.
Imam pun menggiring Ana dan Kayla untuk menemui pemilik acara.

"Selamat malam Pak Agus." sapa Imam.

"Wah, selamat malam Pak Imam. Senang akhirnya anda bisa datang juga." Imam mengangguk tersenyum, lalu menjaba tangan pria paruh baya didepannya.

Ana LeolinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang