18~ Ruang kerja

1.3K 68 0
                                    

Happy Reading..


Ana menghembuskan nafas kasar sebelum membereskan tempat tidurnya. Dia benar-benar harus membersihkan tempat tidur agar Imam bisa tidur dengan nyaman.

Dia membersihkan dan merapikan selimutnya dengan cepat. Kemudian menghempaskan tubuhnya di sofa dengan kasat, lalu memandang ranjang yang sudah rapi.

Sebenarnya Ana berharap masalah membersihkan kamar bisa dilakukan oleh orang lain. Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi. Apalagi itu kamar mereka. Imam bahkan tidak mengizinkan orang luar sembarangan membereskan kamar mereka.

Ana melirik pintu kamar yang dibuka dari luar. Dia melihat bocah perempuan yang ternyata Kayla masuk kedalam kamar.

Kayla melangkah kearah Ana yang masih duduk disofa.

"Bunda dicari ayah." ujar Kayla. Ana pun mengulurkan tangannya pada Kayla yang berdiri didepannya. Dia menarik anak itu mendekat saat uluran tangannya diterima.

"Ayah emang dimana?" tanya Ana. Kayla pun mendudukkan tubuhnya disamping Ana.

"Ayah lagi sama kakekm, tapi tadi nyari Bunda." terang Kayla. Ana memang setelah makan malam tadi langsung izin ke kamar untuk membereskan ranjang yang berantakan karena ulahnya dan Kayla tadi sore.

Ana mengusap rambut panjang Kayla yang tergerai.

"Oh iya, kamu sama siapa kesini?" tanya Ana, pasalnya kamar Imam ada dilantai dua dan anak itu tidak mungkin naik sediri.

"Kay sama mbak Lia." ujar Kayla. Ana mengangguk.

"Terus Bunda harus ke ayah?" tanyanya. Kayla mendengus mendengarnya.

"Ngga, tapi ke kakek." kesal Kayla. Ana terkekeh mendengarnya dan membawa tubuh Kayla dalam pelukannya.

"Bunda Kayla sesak." ujar Kayla protes.

"Ih, Bunda cuma peluk gitu sesak. Kalau kaya gini baru sesak." Ana kembali memeluk Kayla dan Kayla kembali protes.

"Kayla aduin nih sama ayah." ancam Kayla.

"Dasar tukang adu." ujar Ana yang melepas dekapannya dan melangkah keluar diikuti Kayla.

"Biarin wlee." Kayla melangkah lebih dulu dari Ana.

"Dasar nyebelin." gerutu Ana. Kemudian menggeleng dan menggandeng Kayla menuruni tangga.

Ana tersenyum pada Andi, lalu menatap ke arah Imam begitu sampai dihadapan mereka.

"Mas nyari aku?" tanya Ana yang masih berdiri tak jauh dari Imam. Imam mengangguk. Sedangkan Kayla yang ada dipangkuan ayahnya menatap cemberut Ana. Andi tersenyum melihatnya.

"Kalau gitu Papah tinggal dulu." ujar Andi yang memberikan ruang pada pasangan baru itu. Imam mengangguk pada Andi.

"Ayah mau lembur, tadi Yuni telfon kalau besok ada meeting pagi, dan Ayah harus nyiapin beberapa berkasnya." terang Imam. Ana mengangguk dan memilih duduk bersebrangan dengan Imam.

"Kamu ngga apa temenin Kayla tidur dulu? Ayah takut kelamaan diruang kerja." ujarnya pada Ana. Ana kembali mengangguk.

"Ngga apa. Asal si nyebelin mau aja sama Bundanya." ujar Ana yang melirik sekilas Kayla. Imam pun menatap putrinya.

"Princess ditemenin Bunda dulu ya? Nanti sama Bunda diceritain dongeng." ujar Imam. Ana sedikit melotot mendengarnya.

Dasar duren satu itu, selalu saja serba mendadak dan membuatnya terkejut. Imam hanya menyengir melihat wajah terkejut Ana.

"Tapi Bunda nyebelin Ayah." protes Kayla. Gadis itu menatap Ana cemberut lalu mengalungkan tangannya dileher Imam.

"Aku? Ngga kebalik itu sayang?" ujar Ana pada Kayla.

Ana LeolinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang