20~ Permintaan Maaf

1K 58 1
                                    

Happy Reading..


Ana saat ini sedang berada disebuah mall bersama dengan Kayla. Wanita itu tadi sudah meminta izin pada Imam untuk mengajak Kayla ke mall. Ana mencari baju yang sudah dia incar sejak kemarin. Dia sudah menabung untuk itu.

"Bund." panggil Kayla. Ana menatap Kayla.

"Ada apa?" tanyanya.

"Kay mau beli boneka." ujar Kayla. Ana mengerutkan keningnya. Mereka padahal tidak melewati toko boneka atau mainan kenapa gadis itu meminta boneka.

"Bukannya boneka Kay udah banyak? Beli yang lain aja ya?" ujar Ana. Kayla menggeleng.

"Kay mau boneka Bunda." ujar Kayla kesal. Ana pun akhirnya mengangguk.

"Oke." ujarnya pasrah. Dia pun melangkah untuk mencari boneka lebih dulu, kemudian mencari baju yang ia incar.

Sudah lebih dari dua jam keduanya mengitari mall. Ana pun menggandeng Kayla untuk makan siang lebih dulu.

"Bunda." panggil Kayla disela-sela mereka makan.

"Ada apa? Mau tambah?" tanya Ana lembut. Kayla menggeleng.

"Kay mau pipis." ujarnya. Ana mengangguk dan menggandeng Kayla menuju toilet setelah menyambar tasnya lebih dulu.

Lalu keduanya pun kembali melanjutkan makan siang mereka.

Ana menggandeng Kayla keluar dari mall, dan sebelah tangannya lagi menenteng paper bagg yang berisi boneka dan baju yang baru wanita itu beli.

Untung saja gadis kecilnya itu sudah tak marah lagi dengannya. Bisa berabe jika gadis itu marah. Dia harus memutar otaknya cukup keras agar gadis itu mau memaafkannya.

"Bunda?" panggil Kayla saat keduanya sudah berada didalam taksi. Ana pun sontak menatap Kayla.

"Iya?"

"Bunda ngga boleh tinggalin Kayla lagi. Kay ngga mau Bunda pergi ngga bawa Kay." ujar Kayla. Ana tersenyum, dia pun mengangguk.

"Tapi bukannya Kay ngga suka Bunda? Kay bahkan sering ketus sama Bunda." ujar Ana memasang wajah cemberutnya. Kayla pun memeluk Ana.

"Kay suka kok sama Bunda. Kay cuma kadang kesel sama Bunda. Bunda kadang nyebelin." protesnya mendongak menatap Ana. Ana pun mengusap rambut Kayla.

"Iya iya maafin Bunda ya?" ujarnya. Kayla mengangguk dan kembali memeluk Ana. Ana pun balas memeluk tubuh kecil Kayla.

Ana dan Kayla turun begitu taksi sudah sampai rumah. Susi yang melihat cucu dan menantunya pulang pun mendekat.

"Sudah pulang, An?" Susi mendekat pada keduanya. Ana mengangguk.

"Sudah Mah, Mamah juga kok sudah pulang? Katanya Mamah bakal lama." tanya Ana yang sudah berdiri didepan Susi. Mencium punggung tangan wanita baya itu.

"Ngga seru. Temen ngobrol Mamah ngga dateng tadi diarisan, jadi Mamah pulang duluan deh." Ana mengangguk.

"Iya udah. Ana mau gantiin baju Kay dulu, Mah. Habis itu nemenin Mamah ngobrol." ujar Ana. Susi mengangguk antusias.

"Kay ganti baju dulu sana." ujar Susi. Kayla mengangguk hormat.

"Siap, Nek." ujar Kayla. Ana terkekeh dan menuntun Kayla naik ke kamar.

Imam di kantor menghela nafas kasar. Kedatangan Meri dan Ana ke kantor sempat membuatnya terkejut. Dia tak tahu kalau Meri akan datang saat Ana juga datang ke kantor tanpa sepengetahuannya. Bukan masalah jika keduanya bertemu, namun masalahnya kenapa Ana harus melihatnya dipeluk dan dicium oleh Meri? Ana pasti salah paham tentang itu.

Ana LeolinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang