Happy Reading..
Siang ini Ana akan bertemu dua sahabatnya, Eve dan Jesica. Sejak menikah dan berhenti dari pekerjaannya, Ana sudah jarang sekali bertemu atau berkumpul dengan dua sahabatnya itu. Maka dari itu siang ini dia membuat janji langsung dengan keduanya. Selain menyingkat waktu, toh juga kedua sahabatnya juga sudah saling mengenal.
Ana melambai pada Eve dan Jesica yang datang bersamaan.
"Hay Nyonya Ramadhan." sapa Jesica dengan mulut cerewetnya. Ana hanya mendengus lalu menatap kearah Eve yang sudah duduk di kursi lain.
"Buku bawa kan?" ujar Ana. Eve menyengir dan memperlihatkan paper bagg yang dia bawa. Ana mengangguk.
"Gila, sapaan aku diabaikan." ujar Jesica dramatis.
"Drama lu, Jes." ujar Eve. Jesica pun mendengus pada Eve.
"Serah dong Eve yang cantik, tapi masih lebih cantikan aku kemana-mana." ujar Jesica pada Eve. Ana menggeleng mendengarnya.
"Iya udah kita pesan dulu." ujar Ana. Setelah ketiganya memesan, Jesica langsung menatap Ana.
"Buntut ngga dibawa, An?" tanya Jesica memecah keheningan. Eve yang mendengar juga melirik Ana.
"Ngga, lagi tidur siang sama pengasuhnya." ujar Ana.
"Lah, padahal aku mau ngusilin tuh bocah." ucap Jesica yang sudah lama tidak bertemu Kayla. Eve menggeleng.
"Anak orang mau diusilin. Entar tuh betina marah tau." Eve melirik Ana sekilas.
"Betina, situ juga betina, Ve." ujar Ana kesal. Eve dan Jesica terkekeh.
"Eh, tapi Ana agak berubah ya Jes, atau cuma perasaan aku aja Jes?" tanya Eve yang melirik Jesica. Ana menatap keduanya bergantian. Jesica mengangguk menimpali pertanyaan Eve.
"Berubah apanya? Orang aku masih Ana yang biasa." protes Ana. Eve menggeleng.
"Udah sedikit berbeda, An." ujar Ave.
"Dulu kamu itu pendiam tapi masih kelihatan kekanak-kanakan, tapi sekarang udah lebih dewasa. Ya meskipun sedikit." ujar Eve. Jesica mengangguk setuju.
"Setuju. Dia sekarang lebih beraura aja. Atau mungkin karena nikah sama duda yang uangnya bejibun, jadi aura nyonya nya keluar?" ujar Jesica terkekeh diakhir katanya. Eve juga ikut terkekeh. Sedangkan Ana mendengus.
"Aura-aura, Aura Kasih kali ah." dengus Ana. Dia melirik Eve.
"Ve, kamu hutang penjelasan sama aku. Bisa-bisa nya masukin gambar aku ke audisi itu." ujar Ana yang mengingat tujuan lain menemui Eve. Eve yang mendengar menyengir.
"Audisi apa? Bah udah jadi nyonya aja masih ikut audisi." ujar Jesica. Ana mendengus pada Jesica. Sedangkan wanita itu hanya menyengir tak berdosa.
"Serius An, aku iseng-iseng padahal waktu itu. Eh malah masuk." ujar Eve.
"Trus gimana? Pak duda..,"
"Dia bukan duda lagi, Eve." kesal Ana. Jesica dan Eve tertawa kecil mendengarnya.
"Mampus Eve kena semprotan ibu-ibu komplek." gumam Jesica yang memilih memakan kentang goreng didepannya.
"Yaya sorry, An. Pak Imam ngga marah kan?" tanya Eve.
Jesica pun kembali memfokuskan pandangannya pada dua orang didepannya.
Ana menggeleng.
"Ngga sih, dia malah ngebebasin apa pun pilihan aku. Yang penting ngga lupa tanggung jawab dirumah." ujar Ana. Wanita muda itu pun menyeruput cappucino dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Leolina
RomanceSendiri adalah hal yang selalu menyenangkan bagi seorang wanita muda yang tak pandai beradaptasi. Dan kesendirian membawanya menemukan seseorang yang banyak memberinya pelajaran. Dan bagi seorang pria, kenyamanan adalah senyum dari orang di sekitarn...