Happy Reading..
Adam melirik kamar Ana yang masih tertutup rapat itu. Pria itu pun menghela nafas pelan sebelum melangkah mendekat.
Diketuknya pintu kamar Ana."An.." Panggil Adam. Namun tak ada sautan dari dalam. Adam pun kembali memanggil nama wanita itu.
"Kau tak mau makan malam dulu?" tanya Adam. Namun kembali tak ada suara dari dalam sana.
"Kak Adam masuk.." Teriak Adam. Pria itu pun membuka pelan pintu Ana yang tak terkunci.
Adam menggeleng melihat Ana yang memakai earpod di telinganya.
Ana membalik tubuhnya ketika seseorang menarik earpod dari telinganya.
"Pantesan kakak ketuk ngga denger. Aku kira kamu kenapa-napa." ujar Adam.
"Maaf.." ujar Ana.
"Makan malam dulu, habis itu minum vitaminnya dan istirahat.." Ajak Adam yang sudah mirip kakak posesif. Ana mengangguk dan mengekor Adam keluar.
Mereka pun makan malam dengan tenang.
"Kak.." Panggil Ana pada Adam yang sedang meletakkan piring kotor di wastafel.
"Ada apa?"
Ana menghela nafas pelan. "Aku merindukan mas Imam..." ucap Ana. Adam pun menatap Ana sejenak.
"Dia belum mengabari mu?" tanya Adam lembut yang kembali sibuk dengan piring kotor ditangannya. Adam pun sejenak menatap Ana yang terdiam.
"Akan aku sampaikan.." ucap Adam. Ana mengangguk
"Terima kasih.." Adam mengangguk.
"Istirahat lah, mungkin besok Imam akan memberimu kabar." ujar Adam. Ana pun mengangguk dan melangkah masuk.
Ana menidurkan tubuhnya, wanita itu pun menatap sisi ranjangnya. Menghela nafas pelan. Dia pun mengelus perutnya.
"Bunda harus apa dek?" tanya Ana pada bayinya. Sungguh ia sudah sangat lelah dan tidak bisa berpikir tentang apapun.
"Bunda takut." ucap Ana.
Wanita itu pun lalu tertidur lelap setelah menahan isakannya agar tidak terdengar hingga luar.Pagi tiba, kegemparan terjadi di rumah pinggir pantai. Adam yang baru masuk ke kamar Ana pun terkejut melihat wanita hamil itu terdiam kaku melihat darah yang mengalir di selangkangannya.
Buru-buru Adam menggendong tubuh kecil itu dan membawanya pergi. Baru setelah itu Ana tersadar dan mencengkram jas yang dipakai adam.
"Ana kenapa Kak?" tanyanya terbata. Adam menggeleng.
"Kamu baik-baik saja An." ujar Adam. Adam pun menurunkan Ana di kursi penumpang dengan hati-hati.
"Bertahan lah, kita akan ke rumah sakit." lanjut Adam setelah memasang seat belt pada tubuh Ana. Ana meringis kesakitan mencengkram perutnya.
Ini lebih sakit dari datang bulannya, dan Ana merasa takut. Dia takut terjadi sesuatu pada bayinya. Dan tak lama Ana pun kehilangan kesadarannya.
"Tolong bayiku Tuhan." batin Ana sebelum benar-benar kegelapan mengambil kesadarannya.
"Ana, bangun An.." Adam menepuk pelan pipi Ana. Pria itu terlihat sangat panik, apa lagi wanita itu tak meresponnya sama sekali. Adam pun langsung melajukan mobil menuju rumah sakit.
Dia berharap apa yang ada dalam pikirannya tak terjadi. Semoga saja kandungan Ana baik-baik saja. Seperti kata dokter kemarin.
Adam langsung mengangkat tubuh Ana begitu mobil terparkir. Pria itu pun berlari menuju rumah sakit dan langsung membawa tubuh tak sadarkan diri itu untuk ditangani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Leolina
RomanceSendiri adalah hal yang selalu menyenangkan bagi seorang wanita muda yang tak pandai beradaptasi. Dan kesendirian membawanya menemukan seseorang yang banyak memberinya pelajaran. Dan bagi seorang pria, kenyamanan adalah senyum dari orang di sekitarn...