53~Gibahin Suami

1.1K 62 0
                                    

Happy Reading

Sebagai ganti karena Ana tidak mendapatkan izin keluar dari sang suami. Ana akhirnya mengalah dan memilih untuk mengundang kedua sahabatnya ke rumah. Sekalian juga agar dia bisa tetap mengawasi Kayla.

Sedangkan Imam diruang kerjanya memilih menyelesaikan pekerjaan yang sempat ditinggal di kantor kemarin. Membiarkan istrinya itu melepas rindu dengan kedua sahabatnya.

"Masuk, Bu." ujar Lia mempersilahkan Jessica dan Eve yang baru saja tiba.

Jessica dan Eve kompak mengangguk dan masuk kedalam rumah besar itu, tak lupa juga senyum ramah keduanya.

"Silakan duduk, Bu. Saya panggil ibu dulu." Lia yang sudah diberitahu oleh Ana, jika akan ada dua wanita yang datang ke rumah menyambut kedua wanita itu  dengan ramah. Lia pun pamit undur diri setelah mempersilahkan keduanya duduk.

Jessica menatap Eve. "Gila si, Ana. Udah dipanggil ibu aja sama orang yang lebih tua dari dia." Jessica menggeleh lemah. Eve terkekeh melihat ekpresi Jesicca yang  mirip anak kecil melihat hal takjub itu.

"Lo juga udah dipanggil ibu tadi." ungkap Eve, wanita itu menggeleng dengan tingkah Jessica yang mirip anak kecil itu. Jessica mendengus mendengarnya.

"Btw, Ana brarti balik lagi dong sama pak Imam?" Jessica menatap penasaran pada Eve. Eve mengedikkan bahunya tanda tidak tahu.

"Mungkin."

Dia juga tak tahu tentang itu, meskipun sahabat mereka itu sudah lama kembali dengan suaminya. Namun Eve belum tahu sepenuhnya apa Ana akan tetap bersama atau ini baru masa uji coba Imam.

Lalu keduanya pun mengalihkan pandangannya pada Ana yang datang dengan Kayla.

"Aku kira kalian bakal lama datengnya." Ana mendekat pada Jesicca dan Eve. Mereka pun saling menyapa khas perempuan.

"Kalau buat kesini kita ngga akan lama-lama, An. Apa lagi ini pertama kalinya kamu ngundang kita kesini. Jadi bawaannya pengen cepet liat rumah gedongannya, Ana." ujar Jessica. Ana dan Eve terkekeh.

"Lo bukan gue ya, Jess." ujar Eve menimpali. Jessica pun mendengus.

"Oh iya lupa. Kay, salim dulu sama tante Eve dan tante Jessica." Ana menuntun Kay untuk menyalimi punggung tangan kedua sahabatnya, lalu Kayla pun mengangguk dan menyalimi kedua wanita itu.

"Udah pinter ya, sekarang jadi ibu." ucap Eve diselingi kekehan kecil. Ana hanya tersenyum dan membiarkan Kayla ikut dengan Lia.

"Duduk ah, ngapain sih berdiri terus." Ana mempersilahkan keduanya kembali duduk. Lalu tak lama bibi pun datang membawa minuman dan beberapa cemilan lain yang tidak ada di meja.

"Makasih, Bi." ujar Ana.

"Sama-sama, Bu. Bibi pamit ke dapur dulu." Ana mengangguk pada bibi.

"Sorry ya, jadi buat kalian kesini. Tadinya mau ketemu diluar aja, tapi mas Imam ngga kasih izin." Ana membuka obrolan dengan keduanya.

"Ngga apa An, mungkin pak Imam khawatir liat perut kamu udah gede gitu." Eve melempar pandangannya pada perut buncit Ana. Ana pun sontak melihat kearah perutnya dan mengangguk tersenyum.

"Dia bahkan semakin over protective, Ve." terang Ana.

"Lah elah, beneran ini udah baikan sama beliau, An?" tanya Jessica. Ana mengangguk.

"Kok gampang banget sih, An, maafin pria macam dia. Udah bohong sama kamu, trus nyuruh kamu pergi, sekarang dengan gampangnya pengen kembali lagi sama kamu. Kamu ngga mau ngasih masa uji coba dulu gitu, An?" ujar Jessica masih kesal. Eve melotot mendengar.

Ana LeolinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang