Happy Reading
Ana sedang menyiapkan sarapan untuk Imam yang masih berada di kantor. Dia sudah memasukkan beberapa menu sarapan kedalam rantang. Sedangkan Kayla sedang sibuk memakan buah yang baru saja dia kupas.
"Kamu mau ke kantor sekarang, An?" tanya Susi yang masuk ke dapur. Ana mengalihkan sejenak pandangannya dari rantang.
"Iya Mah, kasihan mas Imam tadi cuma minum kopi doang." ujar Ana. Susi mengangguk, pagi ini memang putranya itu kembali berangkat lebih pagi dari biasanya sehingga melewatkan waktu sarapan bersama. Susi pun melirik sejenak rantang yang sudah tersusun itu.
"Mau pake sopir Mamah atau mau pake taksi?" tanya Susi pada Ana.
"Taksi saja Mah. Mamah bukannya mau pergi juga?" ujar Ana. Susi mengangguk.
"Iya udah Mamah juga mau siap-siap dulu." ujar Susi. Ana mengangguk.
"Princess, mau ikut nenek?" tanya Susi pada Kayla. Kayla menggeleng.
"Kay mau ikut Bunda ke ayah." ujar Kayla. Susi pun mengangguk.
"Ya sudah, kalau gitu kalian hati-hati ya." ujar Susi. Ana mengangguk.
"Mamah juga hati-hati dijalan." ujar Ana pada Susi sebelum wanita baya itu keluar.
Ana mendekat pada Kayla.
"Kayla udah selesai makannya?" tanya Ana. Wanita itu membersihkan mulut Kayla yang belepotan itu, sedangkan Kayla mengangguk. Ana mengusap kepala Kayla.
"Kalau gitu sekarang ganti baju dulu, habis itu kita ke ayah." ujar Ana menggandeng tangan Kayla.
"Bunda, Kay mau pake baju sama kaya Bunda." ujar Kayla yang melihat Ana memakai kemeja putih dengan jins panjang. Ana yang masih menaiki tangga mengangguk.
"Oke, kita cari baju yang warnanya sama kaya Bunda saja, oke?" ujar Ana. Kayla mengangguk semangat.
Sampai dikamar gadis itu, Ana pun mulai mencari baju berwarna putih milik Kayla. Ia menemukan kaos berwarna putih.
"Mau pake ini?" Kayla mengangguk. Ana pun mengambilnya dan memadukannya dengan celana jins pendek.
"Selesai." ujar Ana. Dia pun mengambil tempat aksesoris gadis itu.
"Kay mau dikuncir atau dijepit sayang?" tanyanya yang memilih apa yang akan digunakan Kayla.
"Jepit." ujar Kayla dengan antusias. Dia pun ikut mencari jepit rambut yang ingin dia pakai. Ana tersenyum melihatnya. Huff akhirnya dia bisa juga terlihat seperti anak dan ibu.
"Pake ini Bunda. Kayla mau ini." ujar Kayla. Ana mengangguk dan menerima jepitan yang diberi Kayla. Dia pun mulai memasangnya di rambut Kayla.
"Selesai sayang." ujar Ana. Dia pun menuntun Kayla untuk bercermin.
"Cantik kan?"
Kayla mengangguk sebagai jawaban. Ana melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 08.38"Kita berangkat sekarang." ujar Ana. Dia menggandeng Kayla untuk keluar dari kamar dan menyambar rantang yang sudah dia siapkan dibawah. Tak lupa mereka juga berpamitan lebih dulu dengan Susi.
Tak berapa lama Ana dan Kayla sampai dikantor Imam. Baru saja menginjakkan kaki di lobi. Keduanya sudah menjadi pusat perhatian. Ana sedikit menghela nafas pelan.
Dia pun masuk kedalam lift untuk sampai ditempat Imam.
"Bunda kenapa?" tanya Kayla saat keduanya berada didalam dilift. Ana menggeleng, dia kembali menggandeng Kayla untuk keluar dari lift.
"Eh, Ibu..," ujar Yuni yang berpapasan dengan ana saat ke luar dari lift. Ana sedikit tersenyum pada Yuni.
"Mau menemui, pak Imam?" tanya Yuni. Ana mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Leolina
RomanceSendiri adalah hal yang selalu menyenangkan bagi seorang wanita muda yang tak pandai beradaptasi. Dan kesendirian membawanya menemukan seseorang yang banyak memberinya pelajaran. Dan bagi seorang pria, kenyamanan adalah senyum dari orang di sekitarn...