Happy Reading..
Ana dan Kayla sedang memperhatikan Imam dari jauh. Dua perempuan berbeda generasi itu sama-sama terpesona dengan Imam. Pria itu sedang melihat-lihat pembangunan yang sedang berlangsung. Dan Imam tak membiarkan dua wanita itu untuk mendekat, takut ada sesuatu diluar kehendaknya terjadi.
"Bunda.." Ana melirik Kayla yang berdiri disampingnya sambil meminum segelas es yang baru saja mereka beli.
"Apa?"
"Ayah tampan kan?" Ana melotot mendengarnya. Dari mana kata tampan yang didapat Kayla.
"Kay.." peringat Ana yang tak tahu harus menjawab apa.
"Dari mana kamu mendapatkan kata itu, hey."
Kayla terkekeh. Bundanya tak tahu saja jika dia sering mendengar drama-drama yang ditonton bundanya jika ayahnya pergi."Jangan lagi mengatakan itu, apa lagi jika ada ayah. Dia bisa terbang nanti." peringat Ana kembali. Kemudian memilih mengalihkan pandangannya. Anak dan ayah benar-benar bisa membuatnya senam jantung.
"Mass.." teriak Ana yang berlari kearah Imam yang berjarak beberapa meter dari mereka. Ana menarik kencang Imam hingga tubuh mereka jatuh diantara tumpukan bekas runtuhan bangunan.
Bunyi dentuman benda keras pun terdengar. Beberapa orang yang mendengar sontak mengalihkan pandanganya pada sumber suara.
Sebuah papan panjang mendarat tak jauh dari Ana dan Imam. Semua orang yang melihat terkejut dan langsung mendekat.
"Mas ngga apa?" tanya Ana yang masih dalam posisinya. Dimana Imam berada tepat diatasnya, meskipun tidak sebenuhnya menindihi tubuh kecil Ana.
Imam menatap papan yang jatuh tepat di samping mereka, lalu kembali menatap Ana. Pria itu masih sangat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, hingga menjadi sedikit linglung.
"Mas..," ujar Ana menyadarkan Imam. Imam yang sadar dari keterkejutannya langsung menarik Ana untuk bangkit. Untung saja dia tak benar-benar menindihi tubuh Ana.
"Kamu ngga apa sayang?" Imam meneliti tubuh Ana yang langsung dibalas gelengan kepala oleh wanita itu. Untung saja wanitanya mengenakan jins dan kemeja yang panjang. Jadi semoga saja tidak ada lecet ditubuhnya.
"Mas ngga kena kan?" tanya Ana yang juga khawatir. Imam menggeleng dan menarik Ana kedalam pelukannya. Pria itu memeluk tubuh Ana erat dan menghadiahi kecupan dipuncak kepala Ana beberapa kali.
"Saya sungguh khawatir, Ana." ujar Imam. Ana tersenyum mendengarnya dan menepuk pelan punggung suaminya itu. Ia juga tahu pria itu sangat khawatir padanya, terlihat dari pelukan pria itu ditubuhnya.
"Maaf." ujar Imam.
Yuni yang baru saja datang dengan Kayla pun langsung bertanya
"Bapak dan Ibu tak apa?" tanyanya. Imam melepas pelukannya.
"Tidak apa."
"Ayah-Bunda.." panggil Kayla yang takut saat melihat kedua orang tuanya dalam bahaya tadi. Imam memeluk putrinya itu. Sedangkan Ana mengusap tubuh Kayla dengan senyuman.
"Ayah dan Bunda ngga kenapa-kenapa princess." ujar Imam. Pria itu lalu menatap para pekerja yang menatap takut kearahnya setelah kejadian tadi.
"Saya sebagai kepala minta maaf Pak atas kelalaian kami sehingga hampi membahayakan Bapak dan Ibu." ujar kepala pembangunan. Imam menghembuskan nafas sejenak.
"Tak apa. Itu semua kecelakaan. Lain kali lebih berhati-hati lagi jangan sampe membahayakan kalian semua." ujar Imam. Kepala pembangunan mengangguk.
"Baik Pak, sekali lagi saya minta maaf." ujarnya. Imam mengangguk. Lengannya masih setia merangkul tubuh istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Leolina
RomansaSendiri adalah hal yang selalu menyenangkan bagi seorang wanita muda yang tak pandai beradaptasi. Dan kesendirian membawanya menemukan seseorang yang banyak memberinya pelajaran. Dan bagi seorang pria, kenyamanan adalah senyum dari orang di sekitarn...