24~Apa hubungan mereka?

868 59 0
                                    

Happy Reading

Imam berlari masuk kedalam rumah dengan cepat, kemudian langsung disuguhi tangisan putri kecilnya begitu memasuki rumah.

"Princess, Ayah pulang." ujar Imam mendekat pada Kayla.

Susi yang melihat kedatangan Imam pun menghembuskan nafas lega. Setidaknya putranya pulang.

"Bunda, Ayah..." adu Kayla yang masih terisak pada Imam, karena Ana tak kunjung pulang. Imam mengangguk dan mengambil alih Kayla.

"Bunda kenapa?" tanya Imam menghapus air mata Kayla.

"Bunda bilang mau pulang, tapi ngga pulang-pulang. Mbak Lia bohong." ujar Kayla tersendat-sendat.

"Bukan gitu Mam, tadi Lia ditelpon balik sama Ana. Bilang kalau dia ngga jadi pulang karena ada urusan." ujar Susi yang takut anaknya itu salah paham. Meskipun dia tahu Imam bukan orang yang seperti itu.

"Ana pun bilang akan pulang nanti setelah urusan selesai." lanjut Susi memberitahu.

"Mamah yang ngasih izin Ana pergi?" tanya Imam, yang memang tidak merasa memberi izin Ana keluar. Susi mengangguk.

"Maaf, tadi Mamah udah bilang sama dia suruh bentaran aja. Ngga tahu kalau bakal ada urusan mendadak kaya gini." ujar Susi merasa bersalah.

Imam menghembuskan nafas pelan. Dia pun mencoba menenangkan Kayla.

"Kay sayang...udah jangan nangis dulu ya. Bunda pasti pulang kok." ujar Imam. Kayla menggeleng dan masih menangis diceruk leher ayahnya itu.

"Bunda, Ayah... Hikss.. Kay mau bundaaa." tangis Kayla semakin pecah.

"Kay mau bundaaa." teriak Kayla.

Imam frustasi mendengar tangisan putrinya itu. Kay dan Ana padahal sering sekali bertengkar ataupun berdebat tapi jika Ana pergi lama, Kayla pasti sudah mencarinya. Seperti sekarang ini, putri kecilnya itu menangis histeris memanggil-manggil bunda.

"Ana sebenernya pergi kemana, Mah? Dia ngga ngasih kabar sama Mamah?" tanya Imam.

"Dia pamitnya mau ketemu temennya, Jesica dan Eve. Lia juga sudah menelpon Ana untuk segera pulang tadi." terang Susi lagi.

"Terus? Sekarang bagaimana?" tanya Imam yang masih mencoba menenangkan Kayla.

"Nomor Ana ngga aktif." ujar Susi.

"Lia sudah menghubunginya sejak tadi." lanjut Susi. Imam menghembuskan nafas kasar. Kalau nomor Ana sudah tidak aktif, lalu dia harus mencari kemana?

"Kay berhenti nangis ya sayang?"

"Bundaaa, Kayla mau ikut bunda..hikss.." Kayla masih saja terus menangis.

"Oke Ayah cari bunda. Tapi Kay jangan nangis."

"Ayah ngga bisa nyari bunda kalau Kay nangis kaya gini." ujar Imam mengusap air mata putrinya itu.

"Liat mata kamu merah kaya gini... Jadi jelek kan Nek?" ujar Imam pada Susi. Susi mengangguk.

"Iya jadi jelek. Berhenti nangis ya? Nanti Ayah nyari bunda." ujar Susi.

"Ayah bener mau nyari bunda?" tanya Kayla yang mencoba menghentikan tangisnya. Imam mengangguk dengan cepat.

"Tapi princessnya Ayah harus berhenti dulu. Jangan nangis lagi." ujar Imam. Kayla pun mengangguk meskipun masih sedikit terisak.

"Pinter anak Ayah." ujar Imam pada Kayla yang sudah sedikit lebih tenang.

Pria itu pun mengulurkan Kayla pada Susi.

"Jagain Kay dulu ya Mah, Imam cari Ana dulu." ujar Imam. Susi mengangguk.

Ana LeolinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang