11. DRAMA KA KA EN

2 0 0
                                    

Kanaka mengantarkan Lyan sampai parkiran auditorium kampus. Saat ini masih pukul setengah tujuh, dan keadaan kampus sudah ramai oleh mahasiswa dari berbagai jurusan. Hari ini Lyan akan berangkat ke desa tempat ia kkn bersama ke dua belas anggota kelompoknya.

Lyan dan Kanaka keluar dari mobil bersamaan. Sontak hal itu membuat perhatian mahasiswa yang masih berada di area parkir menatap ke arah mereka. Kanaka membuka pintu belakang mobil, di ambilnya tas punggung milik Lyan. Setelahnya Kanaka menghampiri Lyan yang masih setia berdiri di sebelah kiri mobil.

Perempuan berkaos putih yang dilapisi almamater kampus itu menatap Kanaka, ia hanya menurut saat Kanaka meraih tas kecil yang ia sampirkan di pundak kiri, lalu menyerahkan tas punggung yang tadi di ambil Kanaka.

Dengan sedikit kesusahan, Lyan membenarkan letak tas di punggungnya dengan dibantu sang suami. Setelahnya, Kanaka memakaikan topi berwarna hitam yang tadi ia bawa ke kepala Lyan. Kali ini rambut perempuan mungil itu digerai, yang membuat Kanaka tersenyum saat melihatnya di apartemen tadi. Tak lupa Kanaka juga menyerahkan tas selempang Lyan.

"Tolong, ya, masih pagi jangan membuat mata suci gue ternoda." Sindir Syafa yang datang dari arah belakang Lyan. Kedatangan syafa dibarengi dengan kedatangan Dara dan juga Bria.

Pagi ini memang angkatan kkn periode satu akan berangkat bersamaan, namun kendaraan per kelompok tentu saja berbeda. Bria satu kelompok dengan salah satu mahasiswa dari kelas sebelah. Sedangkan Syafa dan Dara satu kelompok. Mereka bertiga berangkat dari kontrakan sehingga sampainyapun bebarengan. Sedangkan Xia berangkat dari rumah, dan juga tidak berangkat sendiri karena perempuan cantik berkulit putih pucat itu berangkat bersama Alden.

"tolong, jangan berperilaku seakan-akan Anda jomblo, ya." Balas Lyan dengan wajah meledek. Syafa sudah memiliki kekasih, tapi seringkali ia meledek teman-temannya seakan-akan ia teraniaya karena jomblo. Ucapan Lyan itu dibalas cibiran oleh Syafa.

"Xia belom dateng?" Tanya Dara megalihkan perhatian mereka yang berada di situ, Lyan hanya mengedikkan bahu pertanda ia tidak tahu.

"Lo sadar nggak sih, sejak lo dateng, lo udah jadi santapan para pencari gosip karena tiba-tiba lo dateng di anterin cowok." Ujar Bria sambil mengedarkan pandangan lalu menatap Lyan.

Lyan menghela nafas lalu menatap Kanaka yang kini sudah berdiri di samping kanannya. "Bi-"

"Ka, ngapain, lo di sini?" ucapan Lyan terpotong oleh kedatangn Brian dan Oza.

"Nganterin dia." Jawab Kanaka denan menunjuk Lyan dengan dagunya. Brian mengerutkan dahinya lalu beralih menatap mobil yang berada di belakang Kanaka.

"Tunggu!" Brian mencoba berpikir. "Jadi yang jemput Lyan di parkiran FISIP itu, lo?" tanya Brian, diikuti ekspresi penasaran oleh Oza.

Kanaka hanya menatap kakak tingkatnya itu dengan tersenyum kecil. Sedangkan Lyan tidak berminat menanggapi. Ia malah sibuk berbicara dengan ketiga temannya yang akan berpisah tugas dengannya selama satu setengah bulan.

Tak lama terdengar suara dari depan auditorium menggunakan pengeras suara. Seluruh peserta kkn disuruh segera berkumpul untuk mendengarkan instruksi dari pembimbing sebelum masuk ke dalam kendaraan kelompok masing-masing.

Sebelum beranjak, Lyan mengalihkan perhatian pada Kanaka terlebih dahulu. Menatap lelaki itu dengan seksama lalu mendelik tajam. "jangan macem-macem, lo selama gue tinggal." Ujarnya dengan suara rendah. "Gue berangkat dulu." Lanjut Lyan, tangannya meraih tangan kanan Kanaka untuk salim, tidak lupa mengecup tangan sang suami. Ia berniat meminta restu seorang suami, seperti dalam cerita dalam novel yang ia baca.

Setelah melepas tangannya, perempuan itu lantas beranjak dengan melambaikan tangannya pada Kanka, disertai cengiran lebar yang membuatnya terlihat lucu. Seakan baru tersadar, Kanaka ikut tersenyum lalu melambaikan tangannya membalas Lyan.

KalyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang