13. SUAMI SIAGA?

4 1 0
                                    

Mini bus yang ditumpangi oleh Lyan dan kawan sudah memasuki kota letak kampus mereka berada. Sekitar empat puluh lima menit lagi mereka baru akan tiba di kampus. Lyan kembali merebahkan kepalanya di pundak Oza setelah memberi kabar pada sang suami yang saat ini masih berada di apartemen.

Lyan memang duduk berseblahan dengan Oza, karena di antara para lekaki di kelompoknya, hanya Oza yang terlihat sedikit normal dan lumayan kalem. Sementara Xia duduk bersama sang tambatan hati, Alden, tepat di bangku depannya.

Mendapat posisi yang lumayan nyaman karena bahu Oza memang bahu ternyaman diantara bahu lelaki lainnya di kelompok ini. Buktinya setiap ada Oza tengah duduk, maka ada salah satu perempan yang langsung bersandar di bahu Oza. Untungnya Oza tidak pernah protes atau melarang saat para perempuan bersandar di bahunya. Ia malah akan membenarkan posisi duduknya agar membuat si penyender nyaman. Oza memang salah satu lelaki idaman.

Perjalanan tidak terasa bagi Lyan, karena selama sisa waktu ia habisakan untuk tidur. Tahu-tahu ia dibangunkan oleh Oza karena mereka sudah sampai di kampus. Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka. Lyan meraih tas selempangnya lalu berdiri dengan dibantu Oza. Ternyata teman-temannya tengah mengambil tas masing-masing dan bersiap turun dari mini bus.

Saat hendak mengambil tas miliknya, Brian menghampirinya lalu menyerahkan tas punggung miliknya. Melihat itu, Lyan tersenyum lebar sambil bergumam mengucapkan terimakasih pada lelaki berwibawa itu. Perlahan Lyan mengikuti Oza yang sudah melangkah menuju pintu keluar mini bus, sedangkan Brian mengikuti tepat di belakangnya.

Saat kakinya sudah menginjak pelataran depan auditorium kampus, mata Lyan langsung menemukan sosok yang sudah sangat dihapalnya tengah berdiri tak jauh darinya. Perempuan berjaket hitam itu tersenyum lebar lalu berlari sambil merentangkan tangannya menghampiri Kanaka yang juga menatapnya.

"Aka!" teriak Lyan begitu ia sudah berhasil memeluk Kanaka. Kepalanya langsung bersandar di dada bidang Kanaka. Dengan sigap, Kanaka langsung memegangi badan Lyan yang terlihat jelas tidak seimbang. Matanya saja belum sepenuhnya terbuka, pasti efek tidur masih sedikit menggelantungi perempuan itu.

"Gue capek, ngantuk juga." Rengek Lyan dengan manja. Entah perempuan itu sadar atu tidak dengan nada merengeknya. Yang jelas, ini buka diri Lyan sekali. Nada merengek itu sontak membuat teman-teman satu kelompoknya memicingkan mata, heran. Lyan, si wanita cuek dan bodo amatan itu tengah merengek pada lelaki yang nyatanya lebih muda darinya.

"Mau langsung pulang?" tawar Kanaka, tangannya sesekali membenahi letak rambut Lyan yang berantakan.

Lyan melepaskan pelukannya lalu mendongak untuk bisa menatap Kanaka. "Mau." Ucap Lyan disertai anggukan cepat. "Tapi kita harus pamit dulu sama teman-temen. Sekalian, gue kenalin lo ke mereka. Ayok." Imbuh Lyan lalu mengapit lengan kiri Kanka menuju tempat dimana teman-teman kelompoknya berada.

Perempuan dengan muka bantal itu tersenyum lebar sesampainya ia di depan teman-temannya. "Kenalin, suami gue. Kanaka." Ucap Lyan tanpa basi basi, matanya menatap seluruh temannya yang menampilkan berbagai ekspresi.

"Ly, lo sadar nggak sih? Muka bantal gitu, sadar dulu napa, lo. Kasian itu laki lo malu liat kelakuan lo yang absurd."komentar Kafin.

"Enak aja, gue sadar seratus persen ini, lo kira gue abis mabok apa." Balas Lyan sinis. "Xi, lo bali bareng Alden kan? Gue duluan kalo gitu." Menadapat anggukan dari Xia, Lyan lalu beralih menatap Oza. "Za, maksih ya bahunya, lo emang de best pokonya. Sekarang udah bahu yang lebih nyaman buat gue senderin." Kata Lyan disertai cengiran lebar.

"Mending, lo bawa istri lo balik deh, Ka. Kecapekan jadi kurang waras, dia." Kelakar Brian melihat kelakuan Lyan yang semakin tidak karuan.

"Gue duluan, ya bang. Makasih udah jagain Lyan selama disana." Pamit Kanaka. Tak lupa ia tersenyum sambil menganggukkan kepala pelan menyapa semua teman-teman istrinya. Tangannya lalu beralih merangkul bahu Lyan, menuntunnya menuju mobil mereka yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.

KalyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang