16. ISTRI PERTAMA ATAU KEDUA?

1 1 0
                                    

Merasakan panas dari cahaya matahari yang mengenai wajahnya, Lyan mulai membuka matanya meskipun masih merasakan kantuk yang amat sangat. Melihat cahaya matahari yang masuk melalui kaca, Lyan berdecak lalu beranjak dari ranjang. Setelah Kanaka pamit berangkat ke kampus, Lyan kembali merebahkan dirinya ke ranjang karena matanya yang masih merasakan kantuk luar biasa.

Hari ini, memang ia tidak ada kegiatan apapun di kampus, sehingga semalaman ia begadang menonton film hingga pukul tiga tadi. Meskipun Kanaka sudah beberapa kali mengingatkannya untuk segera tidur, namun Lyan masih tetap nekat melanjutkan menonton.

Memang Kanaka tidak membiarkan Lyan menonton sendirian. Lelaki jangkung itu ikut duduk menemani Lyan yang dengan serius menonton film, sedangkan ia sendiri mengerjakan tugasnya. Mereka berdua sama-sama begadang namun dengan alasan yang berbeda.

Meskipun saat pagi harinya ada kuliah, nyatanya tidak menjadikan alasan untuk Kanaka tidur lebih dulu dan membiarkan sang istri begadang sendiri. Nyatanya menemani Lyan begadang, ada efek positifnya untuk Kanaka. Ia bisa menyelesaikan tugasnya sekaligus menemani sang istri yang terlihat serius mendalami film yang ditontonnya.

Mengingat moment saat Kanaka menemaninya begadang, Lyan tersenyum konyol. Ia merasa senang karena akhirnya ia tidak begadang seorang diri, meskipun Kanaka sibuk dengan tugasnya. Toh mereka masih tetap duduk di sofa yang sama dan bersebelahan, bahkan posisi mereka berdua sedikit menempel.

Lyan memasuki kamar mandi untuk mencuci muka dan membersihkan diri. Seandainya sang mama mengetahui kelakuannya ini, wanita paruh baya itu pasti sudah mengomelinya sepanjang pagi. Untungnya Kanaka tidak mengomelinya saat berhadapan dengan kelakuannya ini.

Setelah selesai membersihkan diri, Lyan kembali berkutat dengan tv di ruang tengah. Melanjutkan acara nontonnya. Ia masih memiliki banyak stok judul film yang belum ditonton. Bahkan ada beberapa drama juga, baik korea maupun barat.

Saat matanya tengah fokus dengan layar di depannya, ponsel Lyan berdering menandakan ada telfon masuk. Tanpa melihat nama yang tertera di layar ponselnya, Lyan menggeser tombol hijau lalu menempelkan ponsel di telinga kanannya.

"Halo, Ly, hari ini aku pulang telat. Kayaknya malem baru pulang. Kamu langsung tidur aja, jangan begadang." Sapa suara diseberang yang Lyan hapal betul suaranya. Baru akan menjawab, suara grasak-grusuk dan ucapan Kanaka menghentikan niatnya. "Udah dulu ya, aku buru-buru."

Telepon dimatikan sepihak. Melihat itu, Lyan mendengus lalu melemparkan ponselnya ke ujung sofa setelah beberapa saat memandanginya dengan tatapan kesal.

Wanita dengan rambut yang dikucir asal itu kembali memusatkan diri pada layar tv di depannya. Bahkan ia lupa tidak mengecek notifikasi di ponsel setelah telefon dari suaminya tadi. Lyan merasa kalau film yang ada dihadapannya jauh lebih penting ketimbang tumpukkan notifikasi di ponsel.

Meregangkan otot-otot di kedua tangannya, Lyan mulai beranjak dari sofa setelah seharian dengan film-film di laptop maupun tv. Bahkan ia melupakan jam makan siangnya karena terlalu asyik menyelami akting para pemain. Memang sepanjang terputarnya film, mulut Lyan tak berhenti mengunyah. Ada saja makanan yang mengantri untuk masuk kedalam mulut mungilnya itu.

Merasakan sekujur tubuhnya mulai lelah, Lyan bergegas memasuki kamar mandi berniat untuk berendam walau hanya beberapa menit. Tubuhnya benar-benar membutuhkan rendaman air hangat untuk merilekskan otot-otot yang tegang karena seharian hanya duduk bersila di atas sofa.

Selesai merendamakan diri di dalam bathub selama dua puluh menit, Lyan beranjak mengambil handuk dan segera keluar untuk memakai pakaian. Tepat saat itulah, ia mendengar suara adzan. Tanpa pikir panjang Lyan kembali ke dalam kamar mandi mengambil air wudlu dan setelahnya sholat maghrib.

KalyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang