[Yunjae Fanfiction]
Jung Yunho begitu mencintai pekerjaannya sebagai bodyguard. Dia dihormati oleh klien-kliennya dan mengantongi bayaran tinggi. Meski hubungannya dengan sang ayah tidak begitu baik, tapi Yunho cukup menikmati hidupnya yang tenang.
...
Hai...I try to comeback😀. Maap belum bisa terusin yang True Love Cafe, karena terlalu lama gak nulis jadi kaku deh. Semoga sesudah ff ini bisa terusin yang True Love Cafe.
Jadi, buat latihan nulis lagi, Vie rombak ff kedua Vie. Karena menurutku, merombak bakal lebih mudah. Judul originalnya adalah Kim Jaejoong and His Bodyguard.
Awalnya cuma mau rombak sedikit, tapi sepertinya jadi 90 persen🙃🙃. Jadinya mungkin....ff setengah baru🤪.
Selamat menikmati, semoga suka...😃
================================== Don’t worry, No Death Character😘
PROLOG
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia tertawa...
Tapi bukan karena indahnya warna warni lampu gedung - gedung tinggi.
Juga bukan karena cahaya memukau dari lampu mobil yang meng-ular di bawahnya.
Dia hanya sedang mentertawakan jalan hidupnya.
Rooftop,
Tempat ini memang kerap kali dia datangi untuk menenangkan hati. Tapi, baru kali ini dia memanjat dindingnya...
Mata bulatnya yang sudah kosong menatap ke bawah. Sedikitpun tidak ada rasa ngeri meski dari tempatnya berdiri, mobil-mobil terlihat seperti semut yang sedang berbaris.
Dia berpikir, dia hanya perlu membiarkan dirinya melompat ke bawah dan semua perih yang mengiris hatinya lenyap, semua rasa sakitnya akan berhenti.
Lantas, dia mendongak. Kepalanya menengadah, menghadap ke langit lebar dan gelap, segelap hatinya. Dia memohon pada Sang Pencipta, memohon dengan segenap hati agar dia tidak diberikan jalan hidup yang serupa di kehidupan berikutnya.
Perlahan, kedua tangannya terentang. Angin kencang yang menerpa setiap jengkal tubuhnya seolah memanggil untuk segera terbang bersama.
Sebentar lagi semua berakhir, tak perlu lari lagi, semua berhenti disini. Hiburnya pada diri sendiri. Sedikitpun dia tak merasa gentar saat akan mendorong tubuhnya menyongsong udara kosong.
Yang dia inginkan saat ini hanyalah, mengembalikan nyawa pada Sang Empunya, hingga dia tak perlu lagi melihat pagi.
