Chapter 19
"Ugh . . .!!"
Yunho menatap lelaki yang tengah meringis. Rintihannya membuat hati bodyguard itu ngilu, "Sudah jangan keras kepala. Tidak perlu memaksakan naik ke atas panggung. Batalkan penampilanmu malam ini ya" Menggunakan sapu tangan miliknya Yunho mengelap bulir-bulir keringat di wajah kliennya.
Sudah 30 menit Yunho berusaha membujuk Jaejoong agar mau membatalkan penampilannya di sebuah program acara yang bertujuan untuk mendukung pariwisata. Ya, Jaejoong adalah salah satu artis yang ditunjuk sebagai Duta Pariwisata Korea Selatan.
"Tidak mau"
Mendengar itu ingin rasanya Yunho marah. Tapi tidak mungkin dia memarahi kliennya. Terlebih kliennya itu tengah kesakitan dan terbaring lemas di sofa panjang ruang riasnya.
"Kau tidak bisa naik panggung dengan kondisi begini. Aku rasa pihak penyelenggara dan agensi pasti bisa mengerti dan mau memaklumi kondisimu" Yunho yang berjongkok di samping sofa belum mau menyerah dalam membujuk. Berbeda dengan Hangeng yang sudah terlihat putus asa.
"Ugh . . .!!" Jaejoong kembali meringis menahan sakit. Dia terus menekan perut dengan kedua tangannya, "Tidak mau, jangan dibatalkan" Rengek artis yang biasanya terlihat tegas dan galak itu.
Selepas jam makan siang Jaejoong sudah merasa tidak nyaman dengan perutnya. Namun karena jadwal yang padat dia berusaha menahannya dan tidak memberitahu siapapun. Jaejoong pikir dengan meminum obat rasa perih di perutnya akan hilang. Tapi nyatanya, intensitas rasa sakitnya justru terus meningkat.
Dan puncaknya adalah malam ini, dia tidak bisa lagi menyembunyikan rasa sakit dan perih di perutnya. Bahkan pain killer juga tampak tidak banyak membantu.
"Apa kau masih punya tenaga untuk menyanyi? Kau sudah muntah tiga kali dan tidak bisa makan apa-apa!" Kali ini suara Yunho sedikit meninggi. Kesabarannya sudah menipis. Tapi di dalam hati dia merasa cemas luar biasa.
"Hangeng, apa kau tidak bisa bilang pada PD-nim kalau Jaejoong tidak bisa tampil malam ini?" Tanya Yunho. Sebelum Hangeng bergerak, Jaejoong sudah melontarkan ancaman yang membuat Managernya tak bisa berkutik.
"Aku akan memecatmu kalau kau berani melakukan itu, Hangeng" Lalu mata sayunya beralih menatap Yunho, "Ingat kau itu hanya bodyguardku. Tidak berhak ikut campur dalam pekerjaanku!" Tegas Jaejoong.
"Apa kau tahu berapa banyak fans yang datang untuk melihatku malam ini? Beberapa dari mereka berasal dari luar kota, bahkan ada yang datang dari luar negeri. Mereka sudah berjuang sampai kesini, aku tidak bisa menyia-nyiakan usaha mereka!" Jaejoong menjeda untuk meringis sesaat.
"Kau bersamaku setiap hari, jadi harusnya kau tahu berapa banyak orang yang sudah bekerja keras untuk acara malam ini. Mereka sudah memeras keringat juga rela kurang tidur. Jadi jangan sembarangan meminta untuk membatalkan penampilanku. Aku tidak mau usaha mereka sia-sia!"
Penuturan itu membuat Yunho terhenyak. Jaejoong bukan memikirkan dirinya sendiri. Tapi juga memikirkan fans dan staffnya.
Jaejoong memang sangat mencintai fans-nya. Dia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Karena itu dia menuntut semua staffnya bekerja secara maksimal.
Jaejoong tidak ragu untuk memarahi atau memecat staff yang bekerja asal-asalan, dia tidak bisa bekerja sama dengan staff seperti itu. Tapi karena itu juga banyak staff yang salah paham padanya. Dia dicap sebagai artis yang galak, rewel, terlalu perfectsionis, bossy dan sederet cap buruk lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIM JAEJOONG'S BODYGUARD
Fanfiction[Yunjae Fanfiction] Jung Yunho begitu mencintai pekerjaannya sebagai bodyguard. Dia dihormati oleh klien-kliennya dan mengantongi bayaran tinggi. Meski hubungannya dengan sang ayah tidak begitu baik, tapi Yunho cukup menikmati hidupnya yang tenang. ...