9. Chapter 9

864 151 58
                                    



Chapter 9


Baby, aku perlu uang 5.000.000 won. Dan aku tahu sekarang kau ada di apartemen. Kita bertemu 30 menit lagi. Aku akan menunggu di bawah, di tempat biasa.

Membaca pesan itu memang membuat amarah Jaejoong bergolak. Tapi ia sama sekali tidak terkejut mendapat pesan permintaan uang seperti itu. Karena hal ini bukanlah yang pertama. Sejak empat tahun terakhir, pesan-pesan serupa yang dikirimkan dari nomor tak dikenal itu kerap kali dia terima dan bukan hal aneh lagi.

Walau pesan itu dikirimkan dari nomor yang tak dikenal tetapi Jaejoong tahu persis siapa pengirimnya.

Sang pengirim pesan juga memang sengaja menggunakan nomor sekali pakai. Dalam artian si pengirim akan langsung membuang nomor yang digunakan sesudah ia mendapatkan apa yang diinginkannya demi menghilangkan jejak perbuatannya.

Dibalik wajah datarnya yang ternyata menyimpan segudang rasa marah, jari lentiknya bergerak dengan cepat untuk mengetik balasan,

Baby? Kau hanya membuatku ingin muntah!

Usai menekan tombol send, Jaejoong menaikkan pandangan dari layar ponselnya. Dan sedikit kaget ketika mata bulatnya nya bertemu langsung dengan mata sang bodyguard yang tengah menatapnya intens.

Sejak empat tahun terakhir, tidak ada bodyguard yang berani menatapnya seperti cara Yunho menatap. Sorot mata musang itu menatap penuh ketegasan dan sedikit mampu mengitimidasi.

Melihat Jaejoong selesai dengan urusan di ponselnya, Yunho mulai membuka perbincangan, "Hangeng bilang ini adalah tempat favoritmu, tidak heran karena pemandangan di sini memang indah"

Yunho tidak sedang berbasa basi. Suasana gemerlap di rooftop itu seolah memang bisa merubah hati yang muram menjadi ceria.

Masih dengan tangan menggenggam ponselnya erat Jaejoong mengangguk setuju, "Ya, aku sendiri yang mendesain rooftop ini. Bahkan aku memilih sendiri furniture dan semua ornamen disini"

"Wow! ini benar-benar luar biasa" Puji Yunho tulus, "Kalau begitu kau juga hebat dalam mendesign. Kau berhasil menciptakan sebuah area yang bisa mendatangkan suasana damai"

"Ya, tempat ini selalu bisa membuat hatiku menjadi lebih tenang"

Namun sangat disayangkan obrolan yang baru saja dimulai itu harus terintrupsi lagi oleh bunyi notifikasi. Hingga perhatian Jaejoong pun kembali tercurah untuk membaca pesan yang masuk.

Tapi dulu kau sangat suka kalau aku memanggilmu baby hehehe

Kali ini Jaejoong tidak berniat membalas. Chat dengan orang itu selalu berhasil membuatnya mual karena muak. Ia harus segera menyelesaikan urusannya dengan si pengirim pesan agar pembicaraan mereka selesai dan tidak semakin panjang.

"Yunho, aku baru saja menerima pesan dari agensi" Bohongnya, "Ada yang harus aku kerjakan sekarang juga jadi lain kali saja kita mengobrol lagi. Selamat malam"

Tanpa menunggu jawaban, Jaejoong berdiri lalu melenggang pergi. Meninggalkan sang bodyguard yang masih termangu di kursinya.

"Agensi Sialan!" Rutuk Yunho.

Rupanya bukan hanya Jaejoong yang kesal pada si pengirim pesan, Yunho pun merasa kesal meski dia tidak tahu sudah salah sasaran.

Bodyguard itu kesal karena momennya dengan sang klien menjadi terganggu. Tadi itu, untuk pertama kalinya dia bisa duduk berdua dengan Jaejoong yang berbicara dengannya tanpa melibatkan nada ketus dan raut masam. Dia juga kesal karena momen itu harus berlangsung singkat!

KIM JAEJOONG'S BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang