Chapter 10
Setelah tersadar kalau Jaejoong sudah tidak terlihat lagi di dalam kamarnya, Yunho yang semula berdiri membelakangi cermin, kini bergerak menuju ranjangnya yang berukuran king size. Lantas, dia segera menutupi tubuh bagian atas yang sebelumnya tidak tertutup oleh selembar kain pun dengan piyama biru tua polos yang sedari tadi tergeletak di atas ranjang.
Helaan napas tampak terhembus ketika sepasang mata musangnya yang sudah mengantuk menatap perban, gunting, salep dan plaster yang bertebaran.
Tubuhnya sudah lelah, Yunho ingin segera berbaring. Maka dengan cepat dibereskannya benda-benda yang masih bertebaran di atas ranjang lalu menyimpannya ke dalam kotak P3K yang ada di dalam kamar mandi.
Merasa semua sudah selesai, Yunho nyaris menghempaskan tubuhnya ke ranjang, tapi batal begitu otaknya memperingatkan masih ada hal yang kurang. Dia belum mengambil air putih yang biasa dia letakkan di atas nakas. Jadi, dengan terpaksa diseretnya kedua kaki yang sudah pegal itu menuju ke dapur.
Pengalamannya terbangun di tengah malam dengan tenggorokan terasa kering, membuat Yunho tidak lagi lupa untuk selalu menyediakan segelas air putih di dalam kamarnya. Sehingga dia tidak perlu keluar kamar kalau suatu saat terbangun dan kehausan di tengah malam.
Tapi langkahnya mendadak terhenti saat tiba di mulut dapur. Rasa kantuk yang semula menyelimuti juga mendadak lenyap seiring dengan mata yang menatap horor pada kliennya.
Tanpa membuang waktu, Yunho berteriak memperingatkan Jaejoong yang sepertinya tidak sadar dengan perbuatannya sendiri.
"Jaejoong! Apa yang kau lakukan!?"
Suara kencang bodyguardnya membuat Jaejoong yang berdiri menyandar pada meja counter terperanjat.
Kesadaran Jaejoong yang sempat melayang saat ingatannya terlempar pada kejadian empat tahun lalu akhirnya kembali mengetuk kepala. Dan disaat bersamaan terdengar bunyi...
"Krekk"
Pertanda gelas yang awalnya akan diisi kopi itu retak. Rasa sakit yang menusuk membuat Jaejoong reflek membuka tangannya dan melepas benda kaca yang terlanjur hancur dalam genggamannya.
"Prangg...!"
Dan selanjutnya terdengar bunyi nyaring yang memenuhi dapur seiring dengan pecahan gelas yang menyentuh lantai marmer.
Melihat darah menetes dari tangan Jaejoong hingga menodai lantai, Yunho bergegas menghampiri. Namun tetap waspada agar kakinya tidak menginjak pecahan kaca yang kini tersebar di lantai.
"Coba aku lihat lukamu" Ujar Yunho sambil menarik pergelangan tangan Jaejoong agar bisa melihat telapaknya yang terluka secara lebih dekat. Dan langsung mendapati sebuah pecahan kaca seukuran jempolnya yang menusuk bagian tengah telapak yang sekarang basah karena darah.
"Dimana kau menyimpan lap bersih, Jae?"
"Di sana" Jaejoong yang sejak tadi hanya menatap telapaknya, kini menunjuk ke arah lemari gantung menggunakan tangannya yang tidak terluka.
Sesudah mengambil lap dari lemari, dan menyampirkan kain bersih itu ke bahunya, Yunho kembali memegang pergelangan tangan Jaejoong lalu dengan gerakan cepat dia mencabut pecahan kaca yang menusuk.
Wajah Yunho tidak terlihat panik meski sekarang darah mengalir lebih deras dari tempat dia mencabut serpihan kaca. Rautnya yang tenang seolah menegaskan jika dia mengerti betul dengan apa yang sedang dilakukan.
Usai memastikan tidak ada pecahan kaca lain yang menusuk, kali ini Yunho menarik pergelangan tangan Jaejoong ke arah sink dan mengarahkan telapak yang terluka untuk berada tepat dibawah keran.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIM JAEJOONG'S BODYGUARD
Fanfiction[Yunjae Fanfiction] Jung Yunho begitu mencintai pekerjaannya sebagai bodyguard. Dia dihormati oleh klien-kliennya dan mengantongi bayaran tinggi. Meski hubungannya dengan sang ayah tidak begitu baik, tapi Yunho cukup menikmati hidupnya yang tenang. ...