Chapter 6
"Syukurlah anda sudah sadar, Yunho-ssi"
Bersamaan dengan matanya yang membuka, sebuah suara yang sudah tidak asing juga menyapa telinganya. Yunho mengerjap ngerjap, berupaya agar pandangan yang samar menjadi lebih fokus. Sampai akhirnya dia bisa menyadari, seseorang sedang berdiri di sisi ranjangnya.
Yunho berusaha melihat lebih fokus pada bayangan pria paruh baya disampingnya yang mengenakan jas putih panjang, menjuntai hingga sebatas lututnya. Walau samar, tapi dia masih bisa melihat tangan pria itu merogoh saku jas, lalu mengeluarkan stetoskop, dan selanjutnya memeriksa area dada dan perutnya dengan benda itu.
Dan dari suaranya Yunho bisa mengenali, suara itu milik dokter yang biasa menangani keluarganya.
Aku ini kenapa?
Yunho tidak terlalu peduli dengan apa yang sedang dilakukan dokter itu pada tubuhnya, karena otaknya terlalu sibuk mengingat ingat apa yang terjadi padanya. Kenapa dia terbaring di ruangan serba putih ini?
Yunho tidak tahu sudah berapa lama dia terbaring, tapi yang jelas punggungnya panas dan pegal. Jadi dia menggerakkan tubuh, bermaksud untuk bangun. Namun seketika rasa sakit dan perih menyayat area pundak belakangnya, sontak dia meringis. Bahkan dokter yang sedang memeriksanya ikut terkejut karena gerakan yang tak diduga.
"Jangan bangun dulu, lukamu belum kering!" Dokter memperingatkan pasien yang akhirnya memilih untuk berbaring lagi, tidak memaksa untuk bangun setelah merasakan perih di pundaknya.
Dan saat itu Yunho juga baru sadar, satu tangannya ternyata dipasangi infus dan sebuah alat pendeteksi detak jantung terhubung ke dadanya yang juga dililit perban hingga ke pundak.
Usai memeriksa, dokter menjelaskan kondisi pasiennya dengan ekspresi tenang.
"Saat ini kau ada di Seoul Hospital. Kondisimu sudah stabil. Luka di pundakmu juga sudah ditangani dengan baik. Tapi kami perlu memantau lebih jauh. Jadi kau masih harus dirawat disini selama beberapa hari. Setidaknya sampai lukanya mengering" Jelas dokter sambil mengembalikan stetoskop ke saku jasnya, "Apa kau bisa mengingat peristiwa terakhir yang kau alami?
Yunho mengangguk. Setelah beberapa saat akhirnya dia berhasil mengingat apa yang menjadi alasan hingga dirinya terbaring di kamar dengan bau obat yang menyengat ini.
"Klienku . . . Kim Jaejoong, apa anda tahu bagaimana kabarnya?" Suaranya masih parau saat Yunho bertanya.
Sejak dia bisa mengingat, hal pertama yang dia khawatirkan adalah kliennya, bukan dirinya sendiri. Yunho ingat, terakhir kali melihat Jaejoong, tubuh kliennya itu gemetaran.
"Dari berita yang aku dengar, Kim Jaejoong baik-baik saja. Setelah kau pingsan, bodyguard lain berhasil mengamankannya"
Kim Jaejoong adalah artis terkenal, berita upaya penyerangannya menyebar cepat seperti virus. Media cetak dan elektronik memasang beritanya sebagai headline. Para wartawan pun memburunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIM JAEJOONG'S BODYGUARD
Fanfiction[Yunjae Fanfiction] Jung Yunho begitu mencintai pekerjaannya sebagai bodyguard. Dia dihormati oleh klien-kliennya dan mengantongi bayaran tinggi. Meski hubungannya dengan sang ayah tidak begitu baik, tapi Yunho cukup menikmati hidupnya yang tenang. ...