epilog

73 6 0
                                    

"Jimin! Bisa bantu ini?" Jimin menoleh ke arah suara dan langsung bergegas mendatangi temannya yang membutuhkan bantuan.

Sekarang Jimin sedang mempersiapkan festival tahunan kampusnya, dia menjadi sukarelawan untuk membantu panitia karena ternyata panitia yang sudah ditugaskan tidak bisa hadir dan sibuk.

"Wah wah liat siapa yang sibuk mondar-mandir dari tadi," Jungkook dan Jihyo mendatangi Jimin yang sedang membawa kardus berisikan perlengkapan festival.

"Aneh ya liat Jimin sibuk ngurusin acara, biasanya dia cuman sibuk main basket sih," Jihyo ikut menimpali.

"Berisik. Kalian kenapa nempel mulu sih? Jadian kagak, nempel iya," Jungkook dan Jihyo terdiam mendengar itu.

"Kita ke kelas lagi deh, sorry ganggu," Jungkook menarik tangan Jihyo dan pergi meninggalkan Jimin yang tertawa kecil.

"Jimin nanti tolong bawa ini ke gudang ya," salah satu panitia memberikan kardus berisikan bola tenis pada Jimin.

Jimin pun langsung menuju gudang dan memasuki ruangan gelap dipenuhi debu itu. Refleks Jimin batuk karena debu yang kelewat tebal. Begitu selesai menyimpan barang, Jimin buru-buru keluar dan tidak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf," ucap orang itu.

Jimin membeku di tempat seketika begitu mendengar suara orang yang barusan ia tabrak.

"Yoonji?" Jimin mendongakan kepalanya menatap Yoonji yang hampir seluruh wajahnya tertutup masker dan topi hitam.

"Hai," Yoonji sedikit mengangkat topinya agar Jimin bisa melihatnya lebih jelas.

"Tadi bukannya lewat sini ya?"
"Iya! Jelas banget kok itu Yoonji."
"Daebak, dia ada di kampus kita!"

Yoonji dan Jimin menatap satu sama lain begitu mendengar kehebohan. Jimin dengan cepat menarik Yoonji ke dalam gudang dan menutup pintu gudang rapat-rapat. Ruangannya terlalu gelap jika ditutup hingga Yoonji bahkan tidak bisa melihat wajah Jimin. Yoonji meraba-raba sekelilingnya dan menemukan tangan Jimin yang dengan cepat ia genggam agar tidak terpisah darinya.

"Gelap banget sih," Yoonji mendengus kesal.

"Sebentar doang, mereka nyariin lu tau," Jimin mendengar kebisingan tadi sudah lewat dan ia dengan hati-hati membuka pintu gudang.

"Udah sepi, sini," Jimin kembali menarik Yoonji keluar gudang.

"Lu napain ke sini?" tanya Jimin tanpa basa basi.

"Masa aku ga boleh ketemu sama temen sendiri? Jadwal aku lagi kosong, bagus dong aku datengin kalian," Jimin tersenyum pahit mendengar kata-kata 'teman' yang diucapkan Yoonji.

"Terus abis ketemu, mau napain?" Jimin kini menatap Yoonji penasaran.

"Ayo ke taman yang dulu kita datengin," Jimin sedikit terkejut mendengar perkataan Yoonji.

"Kenapa? Kamu lupa taman yang mana?" tanya Yoonji begitu melihat reaksi Jimin yang seperti tidak senang.

Tidak, tidak mungkin Jimin melupakan taman itu. Taman yang menyadarkan Jimin bahwa dirinya telah jatuh cinta pada Yoonji, dan masih akan terus begitu. Taman yang membawa mereka semakin dekat satu sama lain.

"Ngga kok, masa gue lupa," Jimin tertawa kecil.

"Kamu beres jam berapa?" tanya Yoonji.

Jimin mengecek jam tangannya.

"Mungkin sekitar 2 jam lagi, mau nunggu?" tanya Jimin.

"Iyalah. Aku tunggu di mobil ya, kalau udah selesai kabarin aja," Yoonji tersenyum lalu kembali menurunkan topinya sebelum berbalik dan berjalan menuju parkiran.

Evanescent || Jimin✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang