19

54 9 0
                                    

Yoonji masih memandangi handphone-nya entah mau merespon apa. Akhirnya percakapan itu terhenti dengan kalimat dari Yoonji, "oh ya udah."

Yoonji tidak tau harus berbuat apa sekarang. Seandainya Jimin mau bersabar sedikit lebih lama lagi, ini semua tidak akan terjadi. Seandainya Yoonji memberi tau Jimin dari awal, ini semua tidak akan pernah terjadi. Iya, harusnya Yoonji memberi tau Jimin sedari awal. Semua perasaan kecewa tadi berubah menjadi perasaan bersalah.

"Kalian udah kan makannya? Pulang aja yuk," kedua sahabat Yoonji yang sedari tadi diam saja langsung melihat ke arah Yoonji bingung.

"Kenapa?" tanya Jihyo khawatir tapi sepertinya dia menyadari tangan Yoonji yang tampak gelisah sambil memegang handphone.

Tanpa seijin pemiliknya, Jihyo mengambil handphone Yoonji yang untungnya belum terkunci. Jihyo membaca percakapan Yoonji dengan Jungkook dan mulutnya ternganga secara otomatis. Yeri dibingungkan dengan ekspresi Jihyo dan tanpa diminta pun Jihyo langsung memberikan handphone itu pada Yeri.

Ekspresi Yeri pun sebelas-duabelas dengan ekspresi Jihyo tadi, bedanya Yeri berusaha menahan teriakan emosinya juga. Tentu saja mereka masih sadar tempat.

"Dia gila ya?" kata yang seharusnya diteriakan oleh Yeri itu hanya bisa dikeluarkan dalam bisikan yang masih lumayan kencang.

Seakan bisa membaca suasana hati Yoonji yang kebingungan, Jihyo menendang kaki Yeri untuk menyuruhnya diam. Untungnya Yeri cepat mengerti dan langsung diam. Sekitar lima menit mereka hanya duduk dalam keheningan. Tidak beranjak pergi juga tidak membuka pembicaraan, tapi dua teman Yoonji itu sangat mengerti kalau sekarang Yoonji harus dibiarkan dulu.
__________

"Aih tiga orang itu sedang apa sih?" Yoongi mulai lelah menunggu di restoran tempat mereka itu.

Yoonji bilang dia akan mendatangi mereka kalau sudah selesai makan, tapi sampai detik ini pun Yoonji tidak mendatangi mereka dan tentu saja itu membuat Yoongi kesal. Tapi sepertinya Hyungseok berhasil membuat Yoongi diam hanya dengan mengucapkan empat kata.

"Kita harus ke sana," ucap Hyungseok serius yang sebenarnya malah membuat Yoongi bingung dan panik.

Mereka segera menyusul ke sana dan mendapati Yoonji yang kini menangis dengan tatapan kosong. Matanya melihat ke arah luar jendela dan meneteskan air mata yang entah sejak kapan mengalir.

Yoongi baru saja akan mendekati adik kesayangannya itu, tapi langsung ditarik oleh Hyungseok. Yoongi menoleh dengan tatapan seakan bisa saja mematahkan lengan adiknya itu, tapi tatapan Hyungseok yang serius juga tidak kalah menakutkannya. Hyungseok hanya menggeleng, dan seakan terkena mantra, Yoongi langsung tenang dan keluar restoran itu karena ditarik Hyungseok.

"Dia kenapa?" tanya Yoongi begitu mereka di luar.

"Baca ini," Hyungseok menunjukan percakapan dirinya dengan Jungkook.

J : Jimin sama Seulgi pacaran
H : hah? sejak kapan?
J : kemarin kayaknya
H : di mana dia sekarang?
J : gue tadi susulin ke rumahnya, ga ada siapa-siapa
H : ayo ketemuan. gue ajak Yoongi-hyung
J : depan komplek rumah lu aja

Yoongi menatap Hyungseok menunggu penjelasan selanjutnya.

"Kita harus bawa Yoonji pulang dulu," Yoongi mengangguk lalu masuk kembali ke restoran.

"Ayo pulang aja," Yoongi mengelus surai hitam adiknya itu.

"Kalian juga pulang aja, makasih ya udah nemenin dia tadi," Yeri dan Jihyo hanya mengangguk-angguk lalu berpamitan pada Yoonji yang sebenarnya tidak akan merespon juga.

Yoonji butuh waktu sendiri dulu untuk saat ini. Ditinggalkan oleh orang yang dia sayang secara tiba-tiba membuat Yoonji agak kaget dan kecewa mendalam. Yoonji pun membereskan barang-barangnya dan membiarkan Yoongi menggandeng tangannya keluar restoran.

Evanescent || Jimin✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang