23

69 10 0
                                    

 "Yoonji-ah," ucapnya begitu duduk di samping adiknya itu. Yoonji tidak merespon, bahkan menoleh pun tidak, tapi Yoongi yakin adiknya pasti mendengarkannya.

"Ini udah keterlaluan," Yoonji menoleh sedikit dan memandangi Yoongi dengan tatapan bingung.

"Bukankah kamu terlalu berlebihan hm? Kamu menjadi pendiam sejak kejadian di restoran itu, dan itu sudah sekitar 3 hari yang lalu. Apa tidak melelahkan? Oppa merindukan Yoonji yang dulu."

"Aku juga," ucap Yoonji membuat kakaknya menoleh tidak percaya karena akhirnya bisa mendengar suara adiknya lagi.

"Aku juga merindukan Yoonji yang dulu, tapi rasanya masih sulit menerima kenyataan bahwa aku dan dia tidak berakhir bahagia. Harusnya hari ini aku bersama Jimin dan kita akan berakhir bahagia, tapi bajingan itu merusaknya. Dia benar-benar merusak segalanya sampai rasanya aku mau mendatanginya lalu memukulinya sampai dia mati rasa," tatapan Yoonji yang dingin sanggup membuat Yoongi terdiam entah harus merespon apa.

Sudah lama dia tidak melihat tatapan dingin itu. Terakhir kali dia lihat adalah saat pemakaman ibunya dan ayahnya tidak ada di sana.

"Aku benar-benar muak dengan semua ini. Seulgi, jalang itu juga bertanggung jawab atas semuanya. Berani-beraninya dia bilang kalau kita dekat sampai aku bisa bercerita tentang masalah keluarga padanya. Kalau dia tidak melakukannya, Jimin tidak akan seperti ini," Yoongi semakin bingung dengan semua ini.

"Tunggu, Seulgi itu pacarnya?" Yoonji hanya mengangguk.

"Dia bilang apa?"

"Kemarin Jihyo dan Yeri menghubungiku. Mereka tau semuanya dari Jungkook. Seulgi bilang pada Jimin kalau aku tidak akan pernah berbaikan dengan appa, dia juga bilang aku dan dia cukup dekat karena aku yang menceritakan semuanya padanya. Dia benar-benar tidak waras. Setelah itu, dengan gampangnya Jimin beralih padanya," Yoongi akhirnya bisa mengerti situasinya.

"Dengarkan oppamu ini ya. Jimin bukan orang yang tepat untukmu. Kamu tidak perlu kesal pada Seulgi juga, dia lebih rendah darimu karena dia sampai melakukan berbagai cara untuk mendapati hati Jimin. Tentu saja di sini kau yang menang, setidaknya kau tidak sampai merendahkan harga dirimu. Kau hanya kehilangan satu orang yang tidak begitu penting, masih banyak orang yang peduli padamu secara tulus. Pikirkanlah itu dan jangan bersedih lagi,"  Yoongi lalu berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan Yoonji yang sedang memikirkan perkataan kakaknya itu.

"Ah jadi Jimin yang membuat putri appa jadi pendiam akhir-akhir ini?" Jaewon berjongkok di sebelah putrinya itu.

"E-eh? Appa? Sejak kapan?" Yoonji cukup terkejut dengan kedatangan appanya yang tiba-tiba itu.

"Dia bahkan tidak berarti, untuk apa kau tangisi? Simpan air matamu baik-baik untuk menangisi hal yang lebih berarti dan pikirkan perkataan oppamu itu, appa sangat setuju dengannya," Jaewon mengelus surai hitam putrinya lembut lalu kembali sibuk bercengkrama dengan adiknya.
_______________

3 bulan kemudian...

"Yoonji!" Yeri mendatangi Yoonji yang baru saja masuk gerbang sekolah.

"Aish jangan bikin aku stress sepagi ini," Yoonji terus menguap sepanjang perjalanan menuju kelas membuat Yeri hanya tertawa geli.

"Itu Yoonji," ucap Hyungseok pada Jungkook begitu Yoonji memasuki kelas.

"Tunggu, kenapa kalian ga pergi bareng?" tanya Jungkook yang baru menyadari keanehan ini. Ah iya, sejak masuk semester dua, Jungkook diberi tau soal Taehyung yang merupakan kakak tiri Yoonji yang sebenarnya bernama Hyungseok.

"Gue harus urus perlengkapan pentas seni tadi pagi, jadi gue pergi duluan," Jungkook mengangguk-angguk lalu segera mendatangi Yoonji yang sedang duduk sambil bersandar ke tembok.

Evanescent || Jimin✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang