16

57 10 0
                                    

Sesuai dugaan Jimin, keesokan harinya Yoonji sudah kembali seperti biasa. Semuanya akan berjalan normal-normal saja menurut Jimin sampai saat jam istirahat Jungkook membawanya ke gudang olahraga untuk berbicara empat mata.

"Gue ga tau apa yang ada di pikiran lu sampai lu bisa kayak gini, tapi lu udah keterlaluan," ucap Jungkook begitu dia menutup pintu gudang dan menguncinya.

Jimin tidak tau maksud dari perkataan Jungkook dan hanya menatapnya bingung. Jungkook semakin mendekatinya dan berhenti persis di depan Jimin. Untungnya Jimin masih mau mendengarkan apapun yang akan Jungkook katakan selanjutnya.

"Lu ga bisa ngasih harapan ke dua orang sekaligus. Lu harus pilih salah satu, Seulgi atau Yoonji?" Jimin akhirnya mengerti maksud Jungkook.

"Ah, masa gitu aja ditanya. Jelas gue pilih Yoonji lah! Seulgi itu ga pernah gue anggep, dia cuman sekedar angin lewat aja bagi gue," Jungkook tertawa dengan nada sarkas yang jarang ia gunakan dan tentu saja itu membuat senyum main-main Jimin langsung hilang dari mukanya.

"Yakin?" Jimin mengangguk mantap tentu saja.

"Kalau gitu, saat Yoonji lagi ga bisa nemuin lu dan ga bisa ada di sana saat lu lagi mau ketemu dia, kenapa lu malah ketemu sama Seulgi?"

Jimin tertegun sesaat mendengar pertanyaan Jungkook. Dari mana Jungkook tau bahwa Jimin sering menemui Seulgi? Jimin terdiam sesaat, Jungkook pun tersenyum penuh kemenangan saat melihat lelaki di hadapannya hanya bisa diam dan terlihat terkejut. Jimin pun kembali memasang muka biasa saja setelah beberapa detik terdiam.

"Hahaha.. Kenapa emang? Ada hubungan apa sama lu? Ah, jangan bilang lu suka sama Yoonji," Jimin menunggu reaksi Jungkook dan seperti yang ia harapkan, Jungkook terlihat kaget walau hanya untuk sepersekian detik karena setelahnya Jungkook kembali menatap Jimin dengan dingin.

"Udah ga usah dijawab, keliatan kok. Tapi ini buat reminder aja, Yoonji ga akan bales perasaan lu jadi jangan berharap ketinggian oke?" Jimin mendorong tubuh Jungkook pelan lalu menepuk bahunya dan menuju pintu keluar. Namun Jungkook menahan lengan Jimin, dengan keras.

"Oke. Tapi kalau suatu hari nanti gue liat Yoonji nangis gara-gara lu, jangan harap lu bisa ketemu sama Yoonji lagi. Oke?" Jimin hanya tersenyum miring tanpa mengatakan sepatah kata pun lalu melepaskan cengkraman tangan Jungkook dan langsung melenggang keluar gudang.

Jimin pun langsung kembali ke kelas. Suasana kelas ramai seperti biasa dan mata Jimin langsung melekat pada Yoonji seorang yang sedang duduk sendiri sambil mencoret-coret bukunya.

"Hai," ucap Jimin begitu dia-seperti biasa-duduk di hadapan Yoonji.

Yoonji hanya menatap Jimin sebentar lalu kembali mencoret-coret bukunya.

"Kalau suatu saat nanti kita udah ga kayak sekarang, kita tetep bisa temenan kan?" tanya Yoonji tiba-tiba membuat Jimin langsung menatapnya bingung.

'Kenapa semua orang aneh hari ini?' pikir Jimin.

"Maksudnya?"

"Ah udahlah ga jadi. Bentar lagi bel, balik aja sana," Yoonji mendorong-dorong Jimin pelan seakan menyuruhnya kembali ke tempat duduknya. Jimin pun kembali ke tempat duduknya.

Sepulang sekolah Yoonji diantar oleh Hyungseok. Pemandangan yang tidak biasa memang tapi semua ini karena Hyungseok ingin mengunjungi rumah Yoonji sekaligus bertemu kakak tirinya, Yoongi.

"Itu rumahnya," ucap Yoonji sembari menunjuk rumah yang terlihat cukup sederhana itu. Rumahnya memang terlihat kecil tapi karena yang menempatinya hanya dua orang, jadi Yoonji merasa rumah itu bahkan sudah lebih dari cukup.

Evanescent || Jimin✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang