Sepulang sekolah Kana mengunjungi tempat favorit nya. Warung mie ayam.
Memang dia penggemar mie ayam, jika Kana merasa sedih senang suntuk cape lelah gembira penat ia akan membawa diri ketempat ini. Tidak ada yang spesial, tapi hati Kana tenang jika makan mie ayam. Tempatnya berada tak jauh dari rumah Kana.
"Mas mie ayam biasa." Ucap Kana pada mas penjualnya.
"Tunggu mie ayam nya bentar ya neng, tapi jangan nungguin hatinya mas. Udah ada yang punya." Ujar mas Argus, memang Kana sudah menjadi langganan disini. Sering juga Mas Argus mengajaknya bercanda.
"Idih gue juga udah ada kok."
Balas Kana, ngadi-ngadi emang."Alah, paling masih ganteng saya."
"Enak aja. Haha...nggak mas gue masih jomblo."
Lalu Kana duduk di kursi pojok. Biasanya ngajak Raga, sekarang dia hanya sendiri. Apalagi sekarang lagi rame-ramenya. Pasti Kana lama nunggu nya.
Kana mengetuk meja menggunakan jarinya, tidak tahu harus berbuat apa.
"Dorrr...."
Karena kaget, refleks Kana memukul orang tersebut. Sangat kencang sampai yang dipukul meringis kesakitan.
"Heh sakit." Keluh Darren.
"Makanya jangan ngagetin." Ketus Kana, dia memalingkan wajahnya. Heran juga tadi dia cuek eh sekarang malah tengil lagi kelakuannya.
Darren duduk didepan Kana, mereka hanya terhalang meja. "Salah sendiri kaget."
Kana melotot tak terima, "salah lo lah anjir."
"Iya iya maap."
"Maaf buat apa? Yang tadi apa sekarang?"
"Hah? Tadi apa?" Darren menautkan alisnya.
"Tuh kan lupa lagi, lo amnesia?" Kana mulai merasa aneh, ini Darren udah tua apa gimana. Masa udah lupa.
"Serius gue gatau."
"Bukannya tadi disekolah..."
Belum menyelesaikan kata-katanya Darren tertawa terbahak-bahak."Apasih ga lucu loh."
Kana memasang wajah jutek."Gini deh, lo bilang tadi itu keknya lo bukan ketemu sama gue. Mungkin sama Barren, saudara kembar gue."
"APA???"
Kana sangat terkejut hingga tak bisa mengontrol ucapannya.
'Darren ada kembaran? Terus Barren, aaa gue malu. Berarti tadi salah sasaran. Makanya dia kaga ngeh diajak ngobrol'
Monolog Kana dalam hati."Eh jangan teriak napa." Darren mengguncang pundak Kana sekaligus membuyarkan lamunan Kana.
"Bentar, lo serius ada kembaran?"
"Hm."
"Kenapa gak bilang anjeng, gue kira tadi lo. Ishh malu banget, mau ditaroh mana muka gue kalau besok ketemu dia."
"Lah emang lu apain si Barren?"
"A, e-eh nggak gue apa-apain sih." Jawab Kana jadi gelagapan sendiri.
"Barren udah cerita sih sama gue." Ucap Darren dengan santai. Memainkan kuci motornya.
"APA?" Lagi-lagi Kana berteriak, kalau Barren udah cerita yang tadi bener-bener mampus Kana. Sepertinya dia akan oversinting malam ini.
"Kaga usah teriak juga, Barren cerita kemaren waktu lo pingsan ditolongin dia, gitu aja sih."
Alhamdulillah yang tadi belum bilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blues
Teen FictionDia memejamkan mata, membiarkan semilir angin menerpa wajahnya. Untuk sesaat Kana merasa sejuk, hatinya menjadi tenang. Namun, tangan Kana menghangat akibat genggaman seseorang. Belum sempat membuka mata dirinya sudah ditarik jatuh oleh orang itu. ...