delapan

5 3 0
                                    

°𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰°

2 minggu kemudian......

Libur sekolah telah berakhir, Kana sudah berada disekolah sekarang. Ia sengaja berangkat pagi agar bisa memilih tempat duduk yang nyaman. Karena hal itu nomor satu yang harus diperhatikan ketika menerima pelajaran. Tempat duduk yang dipilih tidak boleh terlalu dekat dengan meja guru, kemungkinan ditunjuk atau disuruh-suruh akan sangat besar dan Kana tidak menyukainya. Dia juga tidak ingin duduk disekitar anak ambis, takut otaknya panas sendiri lihat mereka belajar.

Kini suasana kelas berubah, anak kelas mulai berdatangan. Kana masih setia berada di bangkunya. Sambil menopang dagu dia memperhatikan teman-teman nya ribut soal tempat duduk. Salah siapa nggak mau berangkat pagi.

Ngomong-ngomong dia belum pernah bertemu Darren belakangan ini. Dimana ya dia, biasanya kalau sore sering ketemu sama Kana. Eh, kok malah inget dia sih.

Wali kelas Kana memasuki kelas, seketika merasa tercengang.

"Keknya galak" Batin Kana.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Serentak semua menjawab salam wali kelas baru.

"Saya akan menjadi wali kelas kalian selama satu tahun kedepan. Perkenalkan nama saya Azizatie Shofia. Saya bisa dipanggil Bu Shofi. Terimakasih."

"Baik Bu."

"Sekarang saya mau bagi tempat duduknya, akan saya acak!" Ujar Bu Shofi membuat Kana mendelik.

Terus dia dateng pagi pilih kursi apa gunanya maemunah. Tau gini mah dia tidur dulu dirumah.

Bu Shofi mulai menggambarkan denah tempat duduk. Beliau ini guru seni, terlihat dari penampilannya sudah sangat mengagumkan.

Selesai menggambar, Bu Shofi mempersilahkan untuk melihat tempat duduk.

"Yah anjir gue kok disini."

"Asik dapet kursi belakang."

"Mampus lu duduk didepan sendiri."

"Woy ah gini banget nasib gue."

"Eh yang belakang tukeran yok."

Banyak lagi keluh kesah dari beberapa teman kelasnya. Kana jadi takut sendiri mau melihat denahnya. Dia masih mengantri karena tidak mau berdesak-desakan.

"Anjim." Umpat Kana agak pelan. Masalahnya dia dapet tempat duduk yang sama seperti pilihannya. Kan jadi gimana ya, dia udah takut keringetan merinding sendiri. Eh tau tau duduk nya disitu. Buang tenaga aja, tapi gapapa lah ya. Dia tetep syukur kok nggak duduk didepan.

Kana kembali ke tempat duduknya.

"Semua sudah duduk ditempatnya?" Tanya Bu Shofi yang diiyakan oleh warga kelas, termasuk Kana.

"Baiklah sekarang kalian kedatangan teman baru. Silahkan."

Apalagi ini?
Mengapa Kana selalu dikejutkan oleh banyak hal.

Miola masuk dengan wajah anggunnya. Dia tidak merasa malu walaupun dia murid baru.
Menghadap teman-teman nya dia memperkenalkan diri.

"Kenalin gue Miola Aristasya Zelora. Bisa dipanggil Miola, salam kenal." Tak lupa senyum manis ia pasang agar diterima baik oleh teman-teman nya nanti.

Sementara, Kana yang memandang itu merasa jijik sendiri. Apaan sih, biar apa gitu.

Lain halnya dengan Kana, teman sekelasnya malah menganggap Miola seperti bidadari. Bahkan mereka tak malu  menggoda Miola.

Our BluesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang