empat belas

2 0 0
                                    

°𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰°

"Jangan teriak bego." Raga melepaskan tangannya.

Sementara Miola masih syok dengan apa yang dilihat nya. Dia berdiri seperti patung, tak berkedip sedetik pun. Eh, kaga-kaga.

Yang mereka lihat barusan adalah mayat.

Gue ulang nih, MAYAT.

IYA MAYAT.

"Kita harus lapor polisi." Usul Raga yang ditolak langsung oleh Miola.

Dia memperhatikan keadaan sekitar.
"Nggak, kita pura-pura ga tau aja. Disini gak ada cctv nya." Putus Miola.

"Lo gila? Terus kalau ngga ada yang nemuin dia lagi gimana. Kalau keluarga nya nyari, lo nggak mikirin itu?" Raga menatap Miola tajam, bagaimana bisa dia berpura-pura.

"Entah apapun itu, kita ga boleh terlibat. Bisa jadi pembunuh nya masih disini." Miola menggigit bibir nya, sangat takut berada di situasi seperti ini.

"Yaudah gue aja, lo ngga perlu terlibat."

"Gak, gue ga akan biarin lo sendiri." Cegah Miola, dia menahan tangan Raga agar tidak mendekati mayat itu.

"Kalau lo takut mending gausah."

"Gue berani kok."

BOHONG!

Sebenernya Miola takut pake banget, masih aja gengsi di waktu kek gini.

"Yaudah ayo."

Mereka kemudian mendekati mayat tersebut.


Miola berjalan dibelakang Raga, bahkan saat sampai pun dia menutup matanya. Sangat takut, ini pertama kalinya Miola melihat orang meninggal.

"Raga serius mau telpon polisi?"

"Iya lah."

Raga membungkuk mengambil kertas yang tergeletak ditanah.

"Miola." Panggil Raga, agar Miola ikut membaca kertas itu.

Mereka mulai membaca dengan seksama, alis Raga tepaut. Dia merasa ada yang janggal, tapi hanya sebatas asumsi.

"Dia bunuh diri?"
Seusai membaca itu, Miola bertanya-tanya. Apa benar ini kasus bunuh diri.

"Udahlah mending langsung telpon polisi." Ujar Raga, tak mau jika meributkan sesuatu sekarang. Tugas mereka adalah melaporkan, untuk tindakan selanjutnya biar ditanganin sama yang bersangkutan.

Miola menarik nafas pasrah, "yaudah."

"Bentar gue kesana." Raga agak menjauh dari tempat itu.

"Iya iya buru!"

Sementara Miola bingung akan berbuat apa, dia hanya bisa menunnggu Raga. Dia menepuk jidat, baru teringat sekarang makin larut. Apa orang tuanya mencari, tamat sudah riwayatnya jika ketahuan keluar malam.

Sudah lah, jangan dipikir.

Oke gausah mikir.

Eh, apa itu???

Padangan Miola jatuh pada sebuah benda yang berjarak beberapa senti dari tubuh korban. Karena penasaran segera Miola mengambil benda tersebut lalu memasukkan nya pada saku jaket.

Our BluesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang