dua

7 3 0
                                    

°𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰°


Byurrrr.....
Mereka berdua jatuh ke sungai

Untung saja Kana pandai berenang, jika bukan Raga yang mengajarinya mungkin hari ini dia sudah hanyut terbawa arus.
Setelah berhasil sampai ke tepi sungai Kana mengatur nafasnya. Dia amat terkejut atas kejadian ini.

Oh iya, dimana orang yang bersama dia tadi. Jangan-jangan........
Kana mengamati air sungai yang sepertinya tidak ada tanda-tanda keberadaan manusia.

Pikirannya sudah melayang kemana-mana, padahal Kana belum tahu itu orang siapa. Udah pergi duluan aja. Apa perlu dia masuk kesungai lagi untuk memastikan. Oke, dia harus memeriksa lagi.

Baru akan melompat, tangannya ditahan oleh seseorang. Kana pun berbalik melihat siapa orang itu.

"Lo nyari gue?"
Alis Kana terpaut mendengar pertanyaan yang terlontar dari manusia didepannya.

"Lo siapa?" Kana malah bertanya siapa dia. Perasaan daerah ini sepi, kenapa tiba-tiba banyak cogan nya ya. Tapi serius ni cowok ganteng banget menurut Kana.

"Em nama gue Darren." Ucap Darren sambil mengulurkan tangannya dan langsung dibalas oleh Kana.

"Ohh, gue Kana."

"Mana sih dia? Masa udah ilang aja. Harusnya masih disekitar sini kan ya, apa disana? Disitu, atau mungkin diii......ah males deh. Ilang aja sana gue ga pedulii."
Nada bicara Kana yang agak pelan masih bisa didengar oleh Darren, sepertinya Kana memang belum sadar. Kaya orang frustasi aja.

Darren hanya tersenyum sambil mengamati wajah Kana yang kebingungan mencari-cari.

"Eh, liat orang kaga? Gue lagi nyari orang yang tadi........" Kana menggantungkan kalimat nya, jarinya menunjuk kearah sungai. Ia sadar akan sesuatu. Kenapa suara Darren mirip sama yang tadi ya.

Tanpa babibu Kana memukul lengan Darren dan mengumpat i nya.
"Wah ternyata lo, anjir gue masih pengen idup. Lo ajak mati cuma-cuma, gila apa. Ah kamprett baju gue juga basah gini, parah sih parah. Ketemu lagi awas lo, gue tandain nih mukanya."

"Lahh gue pikir tadi mau bunuh diri, salah siapa berdiri kek tadi. Bikin salah paham aja."

"Suudzon banget si mas nya."

"Astaghfirullah iya gue khilaf."

"Kalau tadi beneran"

"Syuttttt,,,,,gaboleh ngomong gitu."
Memandang wajah Darren dari dekat itu ibarat liat monster, bikin merinding. Seriusan deh, auranya itu kaya apa ya gabisa jelasin. Intinya ganteng. Sampai-sampai Kana menerjap kemudian menggaruk tengkuknya, kok jadi canggung ya.

Ehm ehm,,,,,udah normal.
"Dahlah gue mau pulang." Ujar Kana, sebenarnya kalau kelamaan disini takutnya makin meleleh dia. Padahal ga dibaperin.

"Mau gue anter ga?sekalian minta maaf udah  ajakin lo nyebur ke sini." Tawar Darren yang tidak mungkin langsung di iya kan oleh Kana. Malu dong abis marah-marah masa langsung mau, ga sopan.

"Gausah gue bisa sendiri."

"Oh yaudah, ati-ati ya."
Serius? Responnya gini aja? Ga ada niatan maksa gitu?

Lagian siapa sih Kana, harusnya sadar diri aja. Sekarang gimana dong, padahal kan seru kalau dianterin. Ya sudah lah.

Tanpa berniat membalas ucapan Darren, Kana langsung berjalan pulang. Masuk angin ntar kalau disini terus.

Ketika sudah berhasil naik ke Jalan

"Nih!" Darren melemparkan jaket dari sepeda nya.

"Buat gue?" Tanya Kana memastikan.

Our BluesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang