Heejin baru saja santai di kantor papanya, baru masuk dia sudah mendapat sapaan dari beberapa karyawan di sana.
"Nona muda, ada apa ke sini?" Tanya sekertaris papanya saat melihat putri tunggal keluarga Jeon.
"Papa ada di mana kak?"
"Ada di ruangannya, masuk aja." Suruh sekertaris Kim.
Heejin langsung masuk ke ruangan papanya dan menemukan sang papa sedang berkutik dengan kertas kertas di atas meja kerjanya.
"Heekkie, mau apa? Sampai repot dateng ke sini." Tanya tuan Jeon saat melihat putrinya datang.
"Aku cuma mau tanya sesuatu sama papa."
"Dimana bang Mark?"
"Papa kan udah bilang dia ada urusan di luar negeri."
"Mau bohong berapa banyak lagi pa? Aku tau bang Mark udah meninggal bukan?" Tanya Heejin dengan menahan air matanya.
"Kamu sudah tau ternyata."
"Apa yang terjadi sama dia? Taruhin nyawa buat aku?" Tanyanya memastikan.
"Iya, papa bilang sudah tidak usah tapi dia memaksa."
"Boleh anterin buat ketemu bang Mark?" Minta Heejin. "Aku nggak bisa dateng di hari pemakamannya."
"Setelah papa selesai semuanya, papa anter kamu ke dia."
"Bisa nggak sendiri aja?"
"Tapi..."
"Aku bisa jaga diri." Potong Heejin seperti tau apa yang di khawatirkan oleh papanya itu.
"Janji, nggak bakal terjadi apa apa, bakal baik baik aja."
"Papa bawain bodyguard ya?" Heejin menolak penawaran papanya itu.
"Aku naik angkutan umum."
Heejin berjalan meninggalkan kantor papanya itu dan memesan sebuah taksi.
Renjun dan Haechan sedang duduk menunggu kedua temannya yang belum juga datang, padahal Haechan sudah menghabiskan 5 gorengan dan 2 gelas kopi.
"Kemana sih mereka berdua, belum dateng juga." Omel Haechan yang sudah lelah menunggu sejak tadi.
"Mana gue tau, open BO kali." Balas Renjun asal sambil memakan gorengan yang berada di depannya.
"Anjir, napa tuh muka ancur?" Tanya Haechan kaget saat melihat Jaemin datang sudah babak belur aja.
"Abis berantem." Jaemin mendudukkan diri di depan Renjun.
"Sama siapa?" Giliran Renjun yang bertanya sambil mengerutkan dahinya.
"Orang nggak guna."
"Jeno belum dateng?"
"Lo lihat nggak di sini ada dia apa nggak? Nggak ada kan, jadi tentu aja dia belum dateng." Manusia satu ini kenapa ngegas mulu dah.
Jeno yang baru datang langsung melemparkan jaket dan kunci motornya di meja membuat Renjun kaget dan memakinya dengan makhluk kebun binatang sedangkan, Haechan yang sedang minum di buat tersedak.
"Napa lo Jen? Tuh bibir juga napa berdarah gitu?"
"Abis ciuman kali terus di gigit sama ceweknya." Bukan Jeno yang menjawab melainkan Haechan.
"Gimana? Menang?" Tanya Renjun seperti tau apa yang terjadi pada Jeno.
Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban dan meletakkan kepalanya di meja, kepalanya itu sangatlah sakit.
"Menang apaan?" Haechan kepo.
"Adalah lo nggak perlu tau urusan lelaki."
"Lo kira gue cewek?!" Haechan tidak terima.
"Bukan sih, tapi lebih tepatnya lo transgender."
"Berantem yuk Jun!"
"Gue pusing kalian bisa diem nggak!" Ucap Jeno yang sudah muak dengan perkelahian kedua orang tersebut, membuat kepalanya semakin sakit saja.
"Jadi ke apartement bang Mark?" Tanya Jeno yang sudah menegakkan tubuhnya.
"Hm, sekarang aja gimana?"
Saat mereka sudah siap untuk berangkat ponsel Renjun berdering.
"Gue nggak bisa ikut, ada urusan lain. Kalian bertiga aja yang kesana."
Tanpa basa basi lagi Renjun memakai helmnya dan meninggalkan ketiga temannya tersebut.
"Ada apa?" Haechan bertanya tanya.
"Udah biarin, sapa tau emang ada urusan yang lebih penting." Lerai Jeno.
Jaemin menyalakan motornya dan pergi duluan yang langsung di susul kedua pemuda bermarga Lee itu.
- vienyxxx
KAMU SEDANG MEMBACA
01. Competition? (Jaejin) ✓
Random❛❛Guardian or Crusher❜❜ Dia seorang pelindung tapi dia juga penghancur dalam waktu bersamaan. Start : 5 juli 2021 Finish : 5 agustus 2021 Copyright @ 2021, vienyxxx