01. Competition? (Jaejin) ✓

GOC 17. Renggang

Hubungan Jeno dan Jaemin mulai merenggang, bahkan Jeno sudah jarang ikut berkumpul dengan ketiga temannya dan lebih memilih menyelesaikan misinya.

Begitu juga dengan Jaemin dan Heejin, Jaemin tidak lagi mengantar jemput Heejin, tuan Jeon melarangnya dan lebih memilih putrinya itu di antar oleh sopir.

"Jaemin bisa bicara sebentar?" Tanya Heejin yang berada di hadapan pemuda Na sekarang.

"Untuk?"

"Meluruskan semuanya, sekalian dengan teman teman lo."

Setelah mengatakan itu, Heejin meninggalkan Jaemin yang masih mencerna ucapakan gadis yang beberapa hari ini berada di pikirannya.

"Ngapain lo?" Tepukan pada pundak dan perkataan dari Haechan membuat Jaemin tersadar.

"Ngapain ngelamun di koridor sepi gini?" Giliran Renjun yang memperjelas.

"Nggak papa, Heejin minta ketemu kita sama Jeno juga ajakin." Ujar Jaemin langsung meninggalkan kedua manusia itu.

"Tunggu! Buat apa?" Tanya Renjun dan berlari menyusul Jaemin yang di ikuti Haechan.

"Nggak tau."

"Jun, lo serius pindah ke China?" Tanya Haechan mengalihkan topik pembicaraan.

"Iya"

"Kapan?" Tanya Jaemin yang masih fokus pada langkahnya ke depan.

"Minggu depan gue berangkat...

Kalian jaga diri baik baik selama gue nggak ada, lo juga cepet baikan sama Jeno kalau ada masalah." Nasehat Renjun menepuk nepuk pundak Jaemin.

"Lo bakal balik kan? Berapa lama? Jangan lama lama nanti gue nggak ada temen gelud lagi."

"Nggak tau juga Chan."

"Kamu tenang, aku akan selalu awasin kamu, dan cari kebenaran lainnya."

"Kalau aku kangen gimana?"

"Ya tinggal nyusul, bilang sama papa kamu mau ketemu tuan muda."

Heejin memukul dada laki laki di depannya ini, rasanya dia tidak rela akan melepas orang yang dia cintai.

"Oh ya Hee, aku dapet kebenaran lain tentang Jaehyun, ini mungkin bisa jadi senjata buat hancurin dia."

"Apa?"

"Ini." Laki laki tersebut menyerahkan sebuah flashdisk pada Heejin. "Kamu buka setelah aku pergi, simpan baik baik dan ingat turuti semua perkataan papamu, mengerti?!"

Heejin mengangguk angguk paham.

"Aku pergi sekarang ya."

"Mana Jeno sama Renjun?" Tanya Haechan yang datang ke tempat janjian tapi, belum ada siapapun di sana, hanya Jaemin.

"Mana gue tau." Balas Jaemin sambil mengangkat bahunya tanda tidak mengetahui.

"Huh huh huh." Renjun datang dengan berlari sehingga nafasnya tidak teratur.

"Sorry habis ke toilet gue, sakit perut tadi."

"Masa, nggak bohong? Tadi gue lihat lo di depan ruang musik." Sela Haechan sambil menatap tajam Renjun.

"Nggak, ah ya tadi gue juga ketemu Jeno katanya dia nggak bisa datang karena ada urusan yang lebih penting dari ini."

"Terus sekarang Heejinnya mana?"

"Nggak tau."

Baru saja di bicarakan, orang yang mereka maksud sudah datang dan duduk di antara ketiga laki laki tersebut.

"Sebelum gue minta maaf sama lo Jaem, karena sikap papa gue sama lo." Heejin membuka obrolan.

Jaemin yang berada di depannya hanya mengangguk.

"Gue di sini cuma mau ngelurusin semua biar nggak ada kesalahpahaman antara gue, lo dan temen temen lo...

Papa gue tau kalau Jaemin keturunan dari musuhnya, gue nggak tau masalah keluarga Na sama Jeon sampai kayak gini...

Jadi apa lo mau jelasin sesuatu yang lo tau tentang kedua keluarga ini?"

Tanya Heejin di akhir penjelasannya.

Haechan terlihat bingung dengan arah pembicaraan ini, Renjun terlihat biasa saja dan menyimak semuanya, sedangkan Jaemin menghela nafas.

"Kalau lo jelasin, mungkin bisa cari solusi lain, papa gue malah ngira orang yang nyerang gue waktu itu suruhan Na...

Gue nggak percaya karena waktu itu lo ada sama gue dan nolong gue sampai babak belur...

Bener bukan lo kan Jaem? Tapi kalau emang suruhan lo untung waktu itu ada tuan muda yang nolong gue."

Jaemin berfikir keras yang di maksud tuan muda oleh Heejin siapa? Bukannya yang berada di sana waktu itu hanya dirinya dan teman temannya? Apa salah satu dari ketiga temannya adalah yang di maksud tuan muda?

- vienyxxx